Negara Yang Dikutuk Tuhan: Israel dalam Kitab-kitab Samawi (PART 2)
Oleh Habib Syahdu, Penulis Buku “Misteri Al-Kahfi & Khidir”
Ahab menjadi simbol arogansi terhadap rakyat dan negara-negara sekitarnya. Maka setelah segala peringatan sudah tidak digubris, Nabi Elia menegaskan:
“Maka mudah-mudahan Tuhanku akan memberi kepadaku (kebun) yang lebih baik daripada kebunmu (ini); dan mudah-mudahan Dia mengirimkan ketentuan (petir) dari langit kepada kebunmu; hingga (kebun itu) menjadi tanah yang licin; Atau airnya menjadi surut ke dalam tanah, maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannya lagi” (QS. Al-Kahfi: 40-41)
Lalu kebun itu ditimpa bencana yang datang dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur. Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita. Lalu pada pagi hari mereka saling memanggil. “Pergilah pagi-pagi ke kebunmu jika kamu hendak memetik hasil.” Maka mereka pun berangkat sambil berbisik-bisik. Pada hari ini jangan sampai ada orang miskin masuk dalam kebun.” Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka mampu (menolongnya). Maka ketika mereka melihat kebun itu, mereka berkata, “sungguh! Kita ini benar-benar orang yang sesat.” Bahkan kita tidak memperoleh apapun. Berkatalah seorang yang paling bijak di antara mereka, “bukankah aku telah mengatakan kepadamu, mengapa kamu tidak bertasbih (pada Tuhanmu).” Mereka mengucapkan “Maha suci Tuhan kami, sungguh kami adalah orang-orang yang dzalim.” Lalu mereka saling berhadapan dan saling menyalahkan. Mereka berkata, “celaka kita, sesungguhnya kita orang-orang yang melampaui batas.” (QS: Al-Qalam: 19-28).
Negara yang dahulu dimuliakan dengan kehadiran Nabi Musa dan meraih karunia bersatunya kekuasaan dan keagamaan luhur di masa Nabi Daud dan Sulaiman, kini telah jauh menyimpang beralih agama, meraja-lela, serta getol memerangi para utusan Tuhan.
Alangkah besar penyesalan terhadap hamba-hamba itu, setiap datang seorang rasul kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya. (QS. Yasiin: 30).
Kitab suci Taurat sudah terdistorsi dan diabaikan. Moralitas kemanusiaan diinjak-injak. Materi dan harta menjadi sandaran utama, sedangkan para nabi diperangi dan dibunuh sebagaimana dijelaskan perumpaan penghuni negeri itu dalam surat Yasin setelah masa Nabi Ilyas sampai masa Nabi Isa Al-Masih yang mereka dustakan:
Dan buatlah suatu perumpamaan bagi mereka, yaitu penduduk suatu negeri, ketika utusan-utusan datang kepada mereka; ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga (utusan itu) berkata, “Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.” Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Kamu ini hanyalah manusia seperti kami, dan (Allah) Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun; kamu hanyalah pendusta belaka.” (QS. Yasiin: 1315)
Singkat cerita, setelah melalui masa paceklik dan kekeringan akibat kutukan, negara tersebut akhirnya juga diserang dan ditundukkan oleh Kerajaan Asyur (kini masuk negeri Irak sebagaimana juga Babilon di bagain utara). Penghuninya diperbudak dan banyak juga yang keluar diaspora besar-besaran ke negara sekitar termasuk ke daerah yang kini disebut Georgia dekat perbatasan Rusia dan menjadi tempat cikal bakal bercokolnya Ya’juj dan Ma’juj yang di abad ke 5 SM dikarantina oleh Dzulqarnain di celah Darial.
Persisnya mereka terkurung selama seribu tahun. Lalu di abad ke 6 masehi, bendungan Dzulqarnain itu runtuh dan mereka keluar menyebar bermigrasi ke barat khususnya Eropa dan mengklaim beragama Yahudi dengan budaya dan bahasa baru selain Ibrani. Mereka terus beregenerasi dengan sifat yang merusak dan mengejar kekuasaan mutlak. Ras mereka sebenarnya campuran kacau dan agama KTP mereka bergantung pada mayoritas negara yang dihuninya, namun yang jelas mereka setia menyembah Setan:
Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu! (QS. Yasiin: 60)
Bani Israil asli yang merupakan ras murni keturunan Nabi Ya’qub masa itu lebih memilih untuk menghuni Israel selatan di Yerusalem. Karenanya, setelah menaklukkan Babilonia, Cyrus Agung (Dzulqarnain) hanya membawa tiga suku bani Israil asli untuk kembali ke negara asalnya dan mengurung Gog dan Magog yang sudah menjadi generasi mutant yang bercampur dengan gen Iblis, ketika Iblis mendapat akses besar di masa Izabel untuk merusak gen manusia hasil buah tanpa nikah di Israel dahulu itu. Sudah dari dasarnya mereka dibina Iblis untuk mendominasi dunia dengan wujud manusia tanpa kemanusiaan yang berpacu mengejar harta dengan cara apapun atau setidaknya hasil riba seraya membangun industri senjata demi menjajah bangsa-bangsa lain. Begitulah nyatanya yang terjadi ketika mereka sudah mulai berkuasa dengan jaringan lobinya yang memecah benua Eropa dan merusak tatanan sosialnya dengan peperangan hingga akhirnya golongan mereka berhasil menguasai Eropa lalu melakukan kolonialisme ke hampir seantero dunia. Tanpa rasa kemanusiaan mereka membantai warga asli tiap negara yang diinjaknya, menculik manusia merdeka untuk dijadikan budak dan membangun negara-negara jajahannya dengan keringat orang lain secara paksa dan terus merampas kekayaan alam dengan licik.
(BERSAMBUNG)
Leave a comment