BGN: Serangga Bisa Menjadi Alternatif Menu Makan Bergizi Gratis

JAKARTA- Usulan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, untuk memasukkan serangga sebagai menu alternatif dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) mendapat banyak perhatian.
Program ini dirancang untuk membantu masyarakat dengan anggaran terbatas, namun ide tersebut menimbulkan beragam tanggapan.
Nailul Huda dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengkritik pemangkasan anggaran MBG dari Rp15.000 menjadi Rp10.000 per porsi. Menurutnya, pengurangan ini dapat menurunkan kualitas gizi yang seharusnya menjadi inti dari program tersebut.
“Jika anggaran dipangkas, program ini bisa kehilangan esensinya sebagai penyedia makanan bergizi,” kata Huda.
Huda juga mempertanyakan ide penggunaan serangga sebagai sumber protein. Ia menilai bahwa serangga bukanlah makanan yang umum dikonsumsi, khususnya oleh anak-anak, sehingga penerapannya memerlukan kajian mendalam mengenai penerimaan masyarakat.
Anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina, menyoroti kendala budaya dalam penerapan menu serangga. Ia menjelaskan bahwa meskipun konsumsi serangga sudah biasa di negara-negara seperti Thailand dan China, masyarakat Indonesia cenderung menganggapnya asing.
“Budaya kita belum terbiasa dengan makanan seperti ini, sehingga bisa memunculkan resistensi budaya dan dampak psikologis, terutama pada anak-anak,” jelas Arzeti.
Arzeti menekankan bahwa sebelum menu serangga diterapkan, sosialisasi harus dilakukan untuk memastikan masyarakat memahami manfaat dan keamanannya.
“Anak-anak bisa merasa terkejut jika tiba-tiba diberi menu seperti jangkrik atau ulat,” tambahnya.
Usulan ini masih menunggu tindak lanjut lebih lanjut dari pihak terkait, termasuk penyesuaian anggaran dan penerimaan masyarakat terhadap menu inovatif tersebut. (Foto sumber: inilah.com).
Redaksi
Leave a comment