Tanggapan RS Hamori Subang Soal Tidak Memberikan Makanan kepada Pasien
SUBANG (KM) – Viral di media sosial, pihak manajemen Rumah Sakit Hamori melakukan klarifikasi terkait keluhan pasien soal pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pihaknya.
Pihak Rumah Sakit Hamori yang terletak di Jalan Raya Sembung Pagaden, Jabong, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang tersebut membantah bahwa pihaknya tidak memberikan makanan kepada pasien yang disampaikan oleh Manajer Pemasaran dan Layanan Pelanggan, Agus Rusiana, ditemani oleh SVP Pemasaran dan Layanan Pelanggan, dr. Oggy Frayoga dan Humas RS Hamori, Lisda saat konferensi pers, Kamis (25/4).
“Terkait pasien tidak diberi makan selama perawatan, terkait hal itu kurang tepat, karena selama perawatan pasien diberi diet cair berupa susu penambah nutrisi, sesuai dengan kondisi klinis pasien,” kata Agus Rusiana.
Lanjut Agus, sesuai arahan dokter pemberian dilakukan selama 6 kali dalam sehari, selain itu kondisi pasien juga masih dalam kondisi terpasang infus, sehingga nutrisinya tetap terpenuhi. Kemudian, untuk penjaminan dan tagihan, kata Agus tidak ada penagihan biaya perawatan langsung ke pasien pada saat berada di IGD.
“Yang dilakukan oleh pihak rumah sakit adalah memastikan penjamin kepada pasien, dalam hal ini dilakukan di counter administrasi,” ucapnya.
Agus juga menuturkan bahwa pihak RS Hamori tidak pernah memaksa pasien untuk pulang, selain sudah ada kesepakatan dari pihak dokter dan keluarga bahwa kondisi pasien sudah membaik dan dapat dilakukan perawatan lanjutan dirumah.
“Setiap pasien yang rencana pulang diminta untuk menandatangani kelengkapan berkas kepulangan pasien dan hal tersebut tidak ada hubunganya dengan pembayaran,” ujarnya.
Sebelumnya di beritakan, Seorang pasien di Rumah Sakit (RS) Hamori Kabupaten Subang mengeluhkan pelayanan saat menjalani perawatan selama beberapa hari di RS swasta terkenal itu.
“Selama dirawat, suami saya tidak diberi makan sama sekali . Kemudian saat berada di bangsal UGD ketika mendampingi suami saya yang sedang kritis, saya sering ditanyakan soal jaminan pembayaran perawatan,” tandas Titi istri Ahmad Slamet, Rabu (24/4).
Dikatakan Titi, hampir seminggu suaminya dirawat, tak disangka pihak RS Hamori menyodorkan blangko kertas yang harus ditandatanganinya yang berisi permohonan kepulangan suaminya dari perawatan walaupun kondisi suaminya belum pulih.
‘Saya, heran suami saya belum pulih tapi pihak RS Hamori terkesan mengusir nyuruh pulang. Padahal soal pembayaran, saya sudah memberikan jaminan cek dari perusahaan yang diberikan pimpinan suami saya berikut saya berikan KTP saya, tapi nampaknya pihak RS Hamori tidak percaya terhadap saya dan suami saya,” ujar Titi kesal.
Titi mengatakan dirinya langsung menghubungi pimpinan suaminya dan melaporkan tentang pengalamannya saat menunggu suaminya yang dirawat di RS Hamori.
“Saat itu, Pak Agam yang menjadi piminan suami saya langsung mendatangi pihak RS Hamori dan diterima seorang dokter yang menjadi wakil pihak RS Hamori untuk diklarifikasi soal pelayanan perawatan RS Hamori yang dialami suami saya. Setelah itu, membayar lunas semua biaya perawatan sebesar lebih kurang Rp 13 juta,“ jelasnya.
Sementara itu, Ketua Grib Jaya DPC kabupaten Subang, Agam didampingi Sekjennya Daeng dihadapan dr Elga wakil dari pihak RS Hamori, menyampaikan uneg- uneg buruknya pelayanan RS Hamori terhadap pasien Ahmad Slamet yang menjadi anggotanya itu .
“Dalam waktu dekat, puluhan kuasa hukum Organisasi terpaksa akan melayangkan surat Somasi kepada RS Hamori dan melaporkannya ke Menkes serta pihak terkait lainnya. Saya terpaksa akan lakukan itu, agar jangan terjadi lagi pelayanan buruk RS Hamori terhadap masyarakat pasien lainnya,” tegas Agam Ketua Grib Jaya DPC Kabupaten Subang kepada awak media.
Sementara itu, dr Elga yang mengaku sebagai penanggungjawab RS Hamori di saat bertugas Selasa malam (23/4/2023) dihadapan keluarga pasien berjanji akan meneliti terlebih dahulu kebenaran cerita yang dikeluhkan keluarga pasien kepada dokter dan perawat yang menangani pasien atas nama Ahmad Slamet tersebut.
Reporter: Din
Leave a comment