Koordinator Aksi Mogok Makan Mahasiswa UINSU Klaim Diancam Drop Out

MEDAN (KM) – Irwansyah Rambe, orang tua Irham Sadani, koordinator aksi mogok makan mahasiswa, mengaku mendapat ancaman anaknya akan di-drop out (dikeluarkan) dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) karena telah melakukan aksi yang menuntut pemeriksaan terhadap dugaan plagiat oleh Rektor UINSU.
Irwansyah yang dihubungi Senin 5/4 kemarin mengaku dirinya ditemui 5 orang yang mengaku utusan Rektor UINSU, dan memintanya untuk memanggil serta menasehati anaknya, Irham Sadani, agar menghentikan serta tidak lagi melakukan aksi-aksi terkait dugaan plagiat Rektor UINSU.
“Saya tidak hafal semua nama yang menemui saya, yang saya ingat hanya dua orang yakni WD III FSH Arifuddin Harahap M.A dan WD III FKM Dr. Salamuddin Nasution. Yang 3 orang lagi saya tidak ingat namanya,” ujar Irwansyah, yang menyebutkan bahwa kelima orang yang mengaku utusan Rektor UINSU itu menemuinya di rumahnya di Jalan Padang Bulan, Gg Rahmad, Rantauprapat.
Irwansyah menjelaskan, para utusan rektor itu menemuinya pada Sabtu malam 3/4 sekitar pukul 22.00 WIB.
“Permintaan mereka agar saya membujuk dan melarang Irham agar tidak lagi melakukan aksi-aksi di UINSU. Mereka nyatakan aksi yang dilakukan anak saya ilegal dan melanggar kode etik di UINSU, apalagi aksi yang dilakukan menyerang rektor atas dugaan plagiasi. Kalau anak saya terus melakukan aksi, dia bisa terancam di DO dari UINSU,” jelas Irwansyah.
Utusan rektor itu, lanjutnya, juga menuduh bahwa aksi yang dilakukan Irham dan teman-temannya merupakan aksi yang ditunggangi pihak lain. Irham disebut dijanjikan pihak yang menunggangi akan dijadikan PNS atau akan dijadikan caleg pada Pemilu 2024 nanti.
Atas permintaan para utusan Rektor UINSU itu, Irwansyah mengatakan bahwa anaknya sudah besar dan mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.
“Saya yakin anak saya mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Dan saya yakin anak saya benar dalam hal ini jadi saya akan tetap mendukungnya,” sebutnya.
Sebagai mahasiswa yang memegang teguh idealisme, imbuh Irwansyah, memang sudah menjadi tugasnya untuk menyuarakan jika ada yang dilihatnya tidak benar dilingkungan kampus maupun lingkungan sosialnya.
“Idealisme mahasiswa tentunya tidak boleh dirampas oleh siapapun, termasuk oleh saya orang tuanya. Apalagi hak dan kebebasan untuk menyampaikan pendapat di muka umum itu dilindungi undang-undang,” tegas Irwansyah.
Koordinator aksi mogok makan mahasiswa UINSU, Irham Sadani, yang dihubungi terpisah kemarin juga membenarkan bahwa orang tuanya di Rantauprapat telah didatangi 5 orang utusan Rektor UINSU, meminta orangtuanya membujuknya agar tak lagi melakukan aksi terkait dugaan plagiat oleh rektor.
“Kami sangat kecewa karena Rektor UINSU telah ingkar janji. Pada pertemuan Rabu malam (31/3), saat kami meminta klarifikasi atas intimidasi dan ancaman yang kami terima, Rektor Prof Syahrin Harahap telah berjanji tidak akan ada intimidasi dan ancaman akibat aksi kami. Rektor sebagai pimpinan tertinggi UINSU bahkan meminta maaf bila ada bawahannya yang melakukan intimidasi dan ancaman,” ujar Irham.
“Kami tidak akan mundur sedikitpun atas ancaman dan intimidasi itu. Dan kami meminta doa restu dari orang tua kami, bahwa dalam waktu dekat ini kami akan kembali menggelar aksi ke Jakarta untuk meminta Menteri Agama RI segera membentuk Tim Independen untuk memeriksa dugaan plagiat yang dilakukan oleh Rektor UINSU saat ini,” tegas Irham.
Reporter: KM Tanjungbalai
Editor: HJA
Leave a comment