PD Muhammadiyah Asahan Sayangkan Aksi Demo PC IMM Asahan-Batubara di Kampus STIHMA Kisaran

Kampus STIHMA Kisaran yang terletak di Mutiara Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (dok. KM)
Kampus STIHMA Kisaran yang terletak di Mutiara Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (dok. KM)

ASAHAN, SUMUT (KM) – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Asahan kecewa terhadap aksi demonstrasi yang dilakukan Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Cabang Asahan-Batubara terhadap kampus STIHMA Kisaran pada Kamis 25/6 pekan lalu.

Pernyataan tersebut disampaikan ketua PDM Kabupaten Asahan, M. Ahyar, kepada kupasmerdeka.com melalui pesan WhatsApp pada Rabu 1/7.

“PDM Asahan menyayangkan aksi demonstrasi IMM, secara internal Muhammadiyah kita punya mekanisme. Apalagi ada pernyataan yang dishare melalui media sosial yang menjadi pemicu semakin luasnya konflik IMM dengan STIHMA,” ungkapnya.

“PDM Asahan sudah berupaya menjembatani sampai 3 kali pertemuan baik kepada IMM maupun STIHMA. Kalaulah PC IMM pada waktu itu mau menerima saran PDM, kami yakin persoalan sudah selesai hari ini,” lanjutnya.

Walau demikian, kata Ahyar, PDM Asahan tetap memberi ruang untuk memfasilitasi penyelesaian masalah PC IMM dengan STIHMA. Hal itu juga sudah ditawarkan kepada PC IMM pada saat demonstrasi Kamis lalu.

“PDM menyayangkan aksi IMM mengganggu jalannya ujian semester mahasiswa dan kegiatan penerimaan siswa baru di Perguruan Muhammadiyah, sebab kompleks perguruan di Mutiara Kisaran itu adalah milik amal usaha Muhammadiyah baik yang dikelola oleh PDM maupun PCM Kisaran Timur,” tutup Ahyar.

Sementara itu, pada Rabu 1/7, mahasiswa yang mendapatkan sanski skorsing dari pihak STIHMA terlihat hadir di kampus tersebut, kembali mengikuti kegiatan perkuliahan.

Saat diwawancarai kupasmerdeka.com, mahasiswa yang enggan disebutkan namanya itu mengaku bahwa sanksi skorsing telah dicabut oleh pihak STIHMA dan seluruh hak perkuliahannya telah dikembalikan.

“Skorsing saya sudah dicabut, saya sudah bisa kembali kuliah seperti biasa. Sebelumnya atas bantuan informasi dari kawan sekelas, akhirnya saya beserta keluarga mendatangi kampus, memohon untuk mencabut skorsing saya,” paparnya.

Ia juga menyatakan menyesal dan meminta maaf kepada pihak Kampus STIHMA atas kesalahan yang ia perbuat sehingga berakhir dengan skorsing pada dirinya dan 8 temannya.

Ketika ditanya tentang statusnya di dalam gerakan yang dilakukan PC IMM Asahan Batubara, ia mengatakan bahwa awalnya mereka menawarkan bahwa akan membantu supaya dicabut status skorsing yang diberikan STIHMA padanya, namun seiring berjalannya waktu, semua tidak kunjung selesai.

“Awalnya ikut gabung karena dijanjikan bisa dicabut skorsing, tapi sampai berbulan-bulan tidak selesai. Kalau dipikir-pikir waktu yang dilewati bakal sama dengan lamanya skorsing. Saya curhat sama kawan, disarankan untuk datang ke kampus akhirnya kampus mengasih kemudahan,” ungkapnya.

“Saya berterimakasih kepada STIHMA karena sudah memberikan kelonggaran kepada saya, sehingga bisa kembali kuliah, dapat menyusul ketertinggalan saya, saya tidak ingin mengecewakan orang tua, ternyata orang STIHMA baik-baik sama saya,” pungkasnya.

Di sisi lain, PC IMM Asahan merespon berita yang dimuat di KM pekan lalu, dan berjanji akan segera mengirim rilis pers kepada wartawan, namun sampai saat ini, KupasMerdeka.com belum menerima rilis dari PC IMM Asahan-Batubara.

Reporter: RBB
Editor: HJA

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*