Jalan Raya Kartini Langganan Macet, Dishub Depok Dianggap Lalai

DEPOK (KM)– Kemacetan kini sudah menjadi hal yang lazim terjadi di kota-kota besar yang berpenduduk padat yang rata-rata memiliki lebih dari 1 unit kendaraan. Selain DKI Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya, Kota Depok pun turut menyandang predikat kota dengan tingkat kemacetan yang cukup parah.
Pemandangan kemacetan dapat dilihat dan dirasakan langsung setiap harinya baik di pagi hari saat orang mulai beraktifitas berangkat kerja dan sekolah, dan juga sebaliknya saat petang tatkala para pekerja kembali menuju rumahnya masing-masing. Terlebih lagi pada saat weekend hari Sabtu dan Minggu, kemacetan biasanya justru terjadi sepanjang hari sejak pagi menjelang siang hingga tengah malam.
Upaya Pemkot Depok dalam mengurai kemacetan dengan menerapkan sistem satu arah sejak pukul 15.00 hingga 22.00 di sepanjang Jalan Arif Rahman Hakim hingga Pasar Lama Depok rupanya belum menunjukkan hasil yang signifikan. Menurut beberapa pengguna jalan yang rutin melalui jalan tersebut, dikatakan jika kebijakan Pemkot tersebut terkesan hanya memindahkan kemacetan saja.
“Jalan yang tadinya lancar sekarang jadi ikutan macet, malah jalan alternatif yang masuk gang juga ikutan macet karena menghindari pemberlakuan 1 arah tersebut, ” kata seorang pengemudi motor yang enggan menyebutkan namanya.
Begitupun dengan Jalan Raya Kartini, baik yang menuju arah Kota Kembang (GDC) maupun sebaliknya juga sudah lama menjadi langganan macet. “Kalau pagi biasanya macet yang arah Margonda, itu mulai dari pertigaan GDC sampai lampu merah, kalau sore sebaliknya,” jelas pengendara ojek online yang sedang mangkal dan tidak mau disebutkan namanya.
Dari pantauan KupasMerdeka.com, kemacetan yang terjadi di sepanjang Jalan Kartini hingga pertigaan Grand Depok City (GDC), lebih disebabkan karena mengerumunnya ojek online di dua arah sepanjang Jalan Pemuda hingga halte Stasiun Depok Lama dalam rangka menunggu order penumpang.
“Biang macetnya banyak ojek online yang mangkal mas, mestinya mereka difasilitasi parkir khusus untuk menunggu penumpang, jadi tidak makan badan jalan dan bikin macet,” keluh pengendara motor yang hendak pulang menuju Citayam.
Selain ojek online, kemacetan juga dipicu oleh ulah sopir angkutan yang ngetem sekehendaknya meski sering menimbulkan cekcok mulut antara supir angkot dengan pengendara yang terhalang/terhambat lajunya.
Ironisnya, dalam kemacetan seperti itu tidak ada petugas dari Dinas Perhubungan (Dishub) yang semestinya melakukan tugasnya untuk mengurai kemacetan dengan menertibkan para pengendara ojek online dan supir angkot yang parkir tidak pada tempatnya.
“Mana itu Petugas Dishub dan Polantas? Kok gak keliatan saat macet begini!” ujar pengguna jalan lainnya dengan nada jengkel.
Reporter: Sudrajat
Editor: HJA
Leave a comment