Petani Resah Gajah Liar Rusak Puluhan Hektar Kebun Miliknya

ACEH UTARA (KM) – Gajah liar diduga kerap merusak puluhan hektar kebun milik petani di Kecamatan Geuredong Pase Aceh Utara. Peristiwa itu sudah berlangsung lama, namun, hingga kini pihak Pemerintah belum mengambil sikap dan tindakan, agar turun ke lokasi untuk mencegah aksi gajah liar tersebut yang sudah meresahkan warga petani.
“Kejadian itu sudah berlangsung lama dan sering terjadi di desa Dayah Seupeng dan desa Krueng Mbang, Kecamatan Geuredong Pase. Kawanan gajah liar mengobak-abrik kebun warga, yakni kebun sawit, coklat, pisang, dan pinang juga kebun lainnya,†kata Marzuki, Keuchik (Kepala Desa) Dayah Seupeng, kepada KM, Senin (18/12/2017).
Marzuki sangat berharap kepada pihak pemerintah, supaya mencari solusi dan tindakan untuk mengusir gajah liar itu, supaya tidak merugikan petani. Selama ini, menurut Keuchik Gampong Dayah Seupeng itu, para petani selama ini hanya menggunakan petasan untuk mengusir gajah-gajah liar itu.
“Selama ini para petani di sini mengusir gajah liar, hanya menggunakan petasan, bukan senjata tajam, atau dengan cara memasang perangkap lainnya yang dapat mematikan gajah liar,” katanya.
“Gajah liar turun ke pemukiman penduduk atau ke kebun petani penyebabnya dikarenakan ratusan hektar hutan rimba telah ditebang, karena masuk dalam kawasan pembangunan Waduk Krueng Keureto,†katanya.
Sementara Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Geuredong Pase, Adly Jailanie mengatakan, sudah puluhan hektar kebun warga di kecamatan itu hancur, akibat amukan gajah liar. Menurutnya, gajah tersebut diperkirakan berjumlah lebih dari sepuluh ekor.
“Kebun yang dirusak kali ini murni milik masyarakat, bukan milih perkebunan swasta, karena lahan kebun PT. Satya Agung sudah habis dirusak, sekarang giliran milik masyarakat yang jadi sasaran gajah liar,†ujarnya.
Adly juga berharap, kepada dinas terkait bisa bergerak lebih cepat, sebelum kerusakan yang ditimbulkan oleh hewan liar ini kian meluas dan menimbulkan reaksi dimasyarakat. Dikuatirkan binatang gajah yang dilindungi akan menjadi korban.
Dirinya juga mengharapkan, kepada warga petani agar jangan sampai panik dan mengambil sikap untuk menyelamatkan kebun atau harta mereka, misalnya, dengan menaruh racun sehingga hewan yang dilindungi itu mati.
“Berdasarkan laporan yang saya dengar dari sejumlah petani, gajah ini jika diusir menggunakan petasan bukan lari, tapi malah mengejar warga. Ini saya pikir harus segera diantisipasi secepatnya oleh BKSDA, untuk menurunkan timnya supaya bisa menggiring mereka ke habitatnya semula, agar tidak menjadi masalah di kemudian hari,†harap Adly.
Reporter: Raz
Editor: HJA
Leave a comment