Pererat Silaturahmi, GP Ansor Parungpanjang dan Tenjo Buka Puasa Bersama

Pengurus PAC GP Ansor Parungpanjang dan Tenjo yang ikut serta dalam buka puasa bersama (dok. KM)
Pengurus PAC GP Ansor Parungpanjang dan Tenjo yang ikut serta dalam buka puasa bersama (dok. KM)

BOGOR (KM) – Pengurus anak cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Parungpanjang dan Tenjo melaksanakan buka puasa bersama sebagai wujud mempererat silaturahim di momen bulan suci Ramadhan tahun ini. Acara berlangsung khidmat diikuti puluhan santri dari pondok pesantren (ponpes) Sirojul Huda dan HIPMI Kecamatan Parungpanjang, di Desa Kabasiran, Kecamatan Parungpanjang, Bogor.

“Agar senantiasa membawa kebaikan bagi semua di bulan Ramadhan. Untuk menambah keberkahan, GP Ansor juga mengadakan giat pengajian Rijalul Ansor yang sudah rutin di laksanakan seluruh pengurus GP Ansor Parungpanjang,” kata Ahmad Suaidi, ketua PAC GP Ansor Parungpanjang, Sabtu (10/06).

Dalam momen acara ini, Ketua Rijalul Ansor KH. Taju menyampaikan tentang Ayat Quran di Surat Maryam ayat 1-11 yang di dalamnya memuat kisah seorang Nabi yang bernama Zakariya. “Kita bisa belajar dari Nabi Zakaria, yang mana Nabi Zakaria pernah berpuasa namun puasanya bukanlah puasa menahan lapar dan dahaga, melainkan puasa berbicara selama tiga hari tiga malam di dalam kamar,” katanya.

“Walaupun perbuatan itu dilakukan atas dasar perintah Allah sebagai isyarat Nabi Zakaria akan mendapatkan keturunan. Kita bisa belajar dari peristiwa tersebut,” ujar Kiai yang juga lulusan Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, tersebut kepada Kupas Merdeka.

Untuk itu, sambungnya, “hikmah yang bisa kita ambil adalah bahwa puasa berbicara ternyata lebih berat dari puasa yang hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, karena seyogyanya kita berinteraksi mesti mengandalkan mulut untuk berbicara.”

“Akan tetapi, dibalik itu semua setelah selesai melaksanakan puasa berbicara tersebut dan kembali kepada keadaan normal niscaya mulut ini akan terjaga dari pembicaraan yang tidak bermanfaat,” imbuhnya.

Selain itu, Kiai Taju menambahkan, kaitannya dengan isu kekinian, kader Ansor diharapkan dapat menjaga mulut dari ghibah, namimah dan cemoohan kepada sesama. “Karena akibat berbicara sembarangan apalagi tanpa sumber yang jelas maka akan mendatangkan kemudaratan yang besar, menyakiti orang, dapat timbul fitnah dan efek jelek lainnya,” ujarnya dalam ceramah agamanya.

Reporter: DP
Editor: HJA

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*


KUPAS MERDEKA
Privacy Overview

This website uses cookies so that we can provide you with the best user experience possible. Cookie information is stored in your browser and performs functions such as recognising you when you return to our website and helping our team to understand which sections of the website you find most interesting and useful.