Iuran BPJS Bebankan Keluarga Penderita Gizi buruk

PARUNG PANJANG (KM) – Sudah jatuh tertimpa tangga, mendapatkan musibah secara beruntun terus-menerus, itulah nasib yang patut disematkan kepada pasangan suami istri Ahdi (46) dan Ismaia (32).
Bagaimana tidak, anak yang dicintai dan disayangi yang bernama Muhamad Rifaldi (1,5) terganggu pertumbuhannya bila dibandingkan dengan anak yang seumurnya karena di diagnosa mengalami gizi buruk.
Akan tetapi pihak keluarga langsung merujuk si buah hati menuju rumah sakit Dompet Dhuafa di Kemang, Kabupaten Bogor, dibantu oleh relawan kesehatan.
Setelah beberapa bulan mendapat perawatan intensif dari pihak rumah sakit Dompet Dhuafa dengan menggunakan BPJS Mandiri, keadaan Rifaldi semakin membaik, seperti sudah tidak lagi batuk, lendir-lendir di dadanya mulai berkurang, sudah tidak rewel lagi, pipinya sudah sedikit berisi dan badannya juga mulai terlihat berisi.
Namun kebingungan mulai terasa ketika orang tua sang bayi tidak mampu untuk membayar premi setiap bulan asuransi BPJS mandiri yang digunakan untuk berobat
Ahdi mengungkapkan penghasilan yang tidak seberapa setiap bulannya mengakibatkan tidak sanggup untuk membayar premi BPJS mandiri yang di gunakan.
“sebagai kuli angkut batu tidak cukup untuk membayar iuran BPJS belum lagi di tambah biaya hidup sehari-hari,” ucapnya kepada KM, Kamis 11/8.
Ia menambahkan, selain untuk membayar premi iuran BPJS setiap bulan, dalam masa pengobatan si buah hati dirinya harus mengeluarkan biaya setiap hari di rumah sakit untuk yang menjaga sang anak.
“Kebutuhan keluarga dan biaya harian bagi si ibu yang jagain anak, sangat terasa bila dikalkulasi,” ungkapnya.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Bogor melalui instansi dinas terkait agar mengerti sehingga ada solusi yang diberikan terkait proses pengobatan anaknya tetap berlanjut.
“Bila pemerintah berkenan BPJS mandiri yang saat ini dapat dialihkan ke BPJS subsidi karena rendahnya penghasilan,” pungkasnya. (ids)
Leave a comment