Oknum Guru SMPN 4 Leuwiliang Tinju Anak Muridnya Hingga Babak Belur
Leuwiliang, Bogor (KM) – Guru merupakan salah satu sosok penting dalam keberhasilan anak bangsa dalam mencapai tingkat mutu pendidikan yang lebih maju, menjadi panutan dan tuntunan bagi murid-muridnya, dan memberikan nilai-nilai etika yang tinggi.
Tetapi apa yang dilakukan salah satu oknum guru SMPN 4 Leuwiliang tidaklah patut di contoh dan sangat tidak menunjukan seorang pendidik dan pengajar. Jumat (27/11), AC, seorang guru bahasa Inggris menunjukkan sikap premanisme dengan meninju anak muridnya yang bernama Ahyandi Safaryudi, seorang murid kelas 9, yang ia jadikan sansak hidup untuk luapkan emosinya. Muka Ahyandi biru lebam akibat tinju sang guru yang tak patut itu.
“Anak saya sekarang takut untuk sekolah dan merasakan sakit di wajahnya, saya minta pertanggungjawaban dan tindakan tegas dari pihak sekolah terhadap oknum guru yang telah melakukan pemukulan terhadap anak saya. kasus ini telah saya laporkan ke pihak kepolisian sektor Leuwiliang untuk ditangani,” tutur orangtua Ahyandi.
Ketika hendak dikonfirmasi perihal yang melatar belakangi tindakan premanisme oknum guru bahasa Inggris tersebut, pihak sekolah SMPN 4 Leuwiliang seakan menutup-nutupi dan mengusir awak media. Rudi selaku perwakilan Pt. Astra mengintruksikan ke security agar wartawan/awak media tidak boleh masuk. Hal ini walaupun Rudi tidak punya kapasitas di sekolah tersebut.
“Saya belum bisa menentukan tindakan apa-apa karena belum mendapat laporan tentang kejadian tindak kekerasan oknum guru terhadap muridnya, saya akan investigasi terlebih dahulu baru saya akan tentukan sanksi apa yang akan diberikan, akan kita bina dan bisa juga di mutasi bahkan tindakan pemecatan. Tindakan ini sungguh memalukan dan menampar dunia pendidik apalagi baru kita peringati hari guru, tidak boleh ada tindakan premanisme apalagi dilakukan seorang guru,” tegas H. Rianto selaku kepala UPT pendidikan Leuwiliang saat dikonfirmasi di ruang kerjanya.
Fahrizal, salah satu orang tua murid alumni SMPN 4 Leuwiliang mengatakan “bahwa tindakan yang dilakukan oknum guru bahasa Inggris tersebut (AC) bukan kali ini saja, ketika itu anaknya yang merupakan salah satu alumni SMPN 4 Leuwiliang juga korban tindakan premanisme oknum guru bahasa Inggris itu,” tuturnya, dan berharap segera ditindak tegas jangan sampai ada guru guru seperti (AC) yang berjiwa preman. (Dian Pribadi)
Leave a comment