Acara Dondangan Potret Masyarakat Desa Sipak Sambut Maulid Nabi

dondangan desa sipak
Acara Dondangan di Desa Sipak, Jasinga, memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW (dok. KM)

JASINGA (KM) – Sebagai bentuk kegembiraan masyarakat menyambut kelahiran sang penerang dunia Nabi Muhammad SAW, khususnya umat Muslim di seluruh penjuru dunia, berbagai bentuk ucapan syukur, sukacita dan acara spiritual diadakan.

Acara arak-arakan dondangan adalah salah satu bentuk ucapan kegembiraan, potret masyarakat Desa Sipak sambut kelahiran Nabi Muhammad SAW. Acara yang sudah turun-temurun dilaksanakan setiap satu tahun sekali tepat pada tanggal 12 Mulud itu dibalut semeriah mungkin dengan tidak menghilangkan nilai-nilai spiritual syiar Islam, dimana masyarakat secara berduyun-duyun membawa dondangan dengan terus melantunkan sholawat dan salam terhadap junjungan Nabi Muhammad SAW.

Acara yang mungkin untuk sebagian orang sudah meninggalkannya, namun tetap mampu menarik warga masyarakat, baik masyarakat desa Sipak maupun para pendatang dari luar desa. Banyak sisi positif yang dapat diambil, salah satunya dari sisi ekonomi dan parawisata yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, dan juga dari segi kebudayaan, mengingatkan masyarakat tentang tradisi yang menjadi adat istiadat turun-temurun dari nenek moyang kita.

dondangan desa sipak 1

Dekorasi dondangan yang dihias dengan uang kertas dan diarak keliling, menyambut kegembiraan Maulid Nabi. (dok. KM)

Menurut Kepala Desa Sipak, Jaro Cepy, tradisi Dondangan ini sempat vakum, dan kemudian dihidupkan kembali. “Sebetulnya acara ini sempat terhenti dan baru di mulai lagi semenjak saya menjabat Kepala Desa Sipak. Banyak nilai dan pesan moral luhur yang dapat kita ambil, jalin silaturahmi dan gotong royong antar warga masyarakat. Saya berharap kepada pemerintah daerah kabupaten Bogor agar menghidupkan kembali acara seperti ini dan menjadikan tradisi adat istiadat warga kabupaten Bogor,” tuturnya.

Acara Dondangan sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Bogor berpotensi dikembangkan lagi. “Kalau kita balut acara dondangan ini dengan inovatif tanpa menghilangkan nilai spiritual, mungkin dapat mendatangkan wisatawan dan meningkatkan pendapatan masyarakat, mengingatkan adat istiadat, tradisi yang sudah turun-temurun ada,” lanjut Jaro. (Dian Pribadi)

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*