Lontarkan Kata-kata Provokatif Tentang Syiah, Ridwan Kamil Dinilai Ceroboh
BOGOR, 30/10 (KM) – Belum seminggu pemberitaan tentang diskriminasi yang dilakukan oleh Walikota Bogor Bima Arya, kini Walikota Bandung Ridwan Kamil juga dihujani kritikan karena ungkapan provokatif nya yang dimuat dalam situs berita “Suara Islam” besutan Sekjen FUI Muhammad Al Khaththath.
“Saya Sunni, dan saya tidak suka Syiah. Saya sudah baca-baca terkait Syiah,†ujarnya dalam pemberitaan tersebut. Lontaran perkataan bernada provokatif tersebut lalu dikonfirmasi oleh pemilik akun twitter @albertuspatty.
@ridwankamil : Kang, banyak yg pedih pernyataan anda di SI online. Saya kutip “Saya suny dan tidak suka syiah.” Benarkah itu?
— Albertus Patty (@albertuspatty) October 29, 2015
Membalas pertanyaan tersebut, Walikota Bandung yang akrab disapa Emil berkelit:
saya liverpool, tidak suka Aston Villa. Saya barcelona tidak suka real madrid. ini preferensi bukan benci. https://t.co/CPqXDeGOVg — ridwan kamil (@ridwankamil) October 29, 2015
Tampak niat Emil untuk menetralisir tuduhan diskriminasi terhadapnya, namun penjelasannya mengundang kritikan yang lebih banyak. Diantaranya, cendekiawan NU Muhammad Guntur Romli yang mengungkapkan bahaya dari perkataan tersebut.
@albertuspatty @ridwankamil ‘saya sunni, saya tdk suka syiah’ sprt bilang ‘saya muslim, saya tdk suka kristen, katolik, hindu, budha’ bahaya
— Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) October 29, 2015
Begitu pula respon yang dilontarkan oleh tokoh Islam Syiah Indonesia Dr. Muhsin Labib yang mengatakan bahwa suka atau tidak sukanya Emil terhadap sesuatu sah-sah saja, tetapi tidak tepat diungkapkan oleh seorang pemimpin sekaliber Emil di ruang publik.
Suka dan tdk suka thdp sesuatu itu tdk penting (utk dikomentari) krn itu hak pribadi. Tp bila diungkap pemimpin di ruang publik, tdk tepat. — Muhsin Labib (@muhsinlabib) October 30, 2015
Namun sentimen pribadi Emil tidak melangkahi wewenangnya sebagai walikota yang tidak bisa membuat keputusan terkait agama.
tdk benar. pemkot mnrt UU 23 tdk bisa mengambil keputusan ut urusan Fiskal, Politik LN, Hankam, Yustisi dan AGAMA. https://t.co/7JZ0tzAitc
— ridwan kamil (@ridwankamil) October 29, 2015
Sejak mencuatnya permasalahan kebebasan beragama setelah pelarangan perayaan Asyura di kota Bogor oleh Walikota Bima Arya, perayaan Asyura di beberapa tempat lainnya sempat menjadi sorotan. Di kota Bandung, dilaporkan bahwa peringatan Asyura berjalan lancar di Stadion Persib. Begitu pula acara Asyura yang diadakan di Serpong, Tangerang pada Sabtu 24/10 kemarin berlangsung tanpa insiden berarti. Sebagian kalangan radikal mengecam berlangsungnya peringatan Asyura ini yang menurut mereka bagian dari aliran sesat, sedangkan pihak moderat mengatakan bahwa peringatan Asyura bukan milik Syiah, tapi milik seluruh umat Islam karena memperingati gugurnya (haul) cucu Nabi Muhammad. Kerap kali aparat pemerintah plin-plan dalam menyikapi diskriminasi agama atau aliran, seperti yang tampak dalam respon dua walikota di Jawa Barat, Bima Arya dan Ridwan Kamil. (HJA)
Leave a comment