MUI dan Komunitas Katolik Parungpanjang Santuni Ratusan Yatim Piatu di Bulan Ramadhan 1446 H

BOGOR (KM) – MUI (Majelis Ulama Indonesia) dan Komunitas Katolik Parungpanjang menggelar acara buka bersama dan santunan Yatim, untuk merajut persaudaraan sejati, di Cafe Eatdah 2, Minggu Sore, (23/3/2025).
Acara ini berhasil menyantuni kurang lebih 147 Yatim Piatu dari masyarakat sekitar dengan diisi kultum (kuliah tujuh menit) dari Ketua MUI Parungpanjang K.H Drs Zaenal Adnan.
Menurut keterangan Ketua MUI Parungpanjang K.H Drs. Zaenal Adnan dalam kultum, di Bulan Ramadhan ini adalah bulan berkah bulan yang sesuai untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Ramadahan ini bulan berkah waktu yang pas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka manfaatkanlah waktu ini, dan acara ini menandakan bahwa keberagaman agama di Parungpanjang dan tetap berstu,” ungkapnya Ketua MUI.
Sementara itu, Ketua Komunitas Katolik Parungpanjang Dr. Fios Fransiskus menjelaskan agenda sosial ini adalah acara rutin yang terus dilakukan.
“Kegiatan kemanusiaan kepedulian sosial kepada teman-teman muslim khususnya pada saat bulan suci Ramadan adalah suatu keindahan Tuhan Yang Maha Esa, kita merayakan perbedaan itu bukan dengan saling menjauhkan tapi memperlihatkan silaturahmi untuk bisa menciptakan perdamaian, persatuan dan kehidupan bersama,” jelas Fios.

MUI dan Komunitas Katolik Parungpanjang Santuni 147 Yatim Piatu di Bulan Ramadhan 1446 H, di Cafe Eatdah 2, Minggu Sore (23/3/2025) (Dok : Hari Setiawan Muhammad Yasin/KM
Acara ini dihadiri Direktur Penguatan Kapasitas HAM Masyarakat, Komunitas dan Pelaku Usaha Kementerian HAM RI Giyanto, dirinya sangat mengapresiasi penuh acara santunan yatim piatu ini.
“Saya sangat mengapresiasi kumpulan Katolik menjadi contoh dalam mewujudkan keharmonian kehidupan bermasyarakat yang berdampingan dan memberikan contoh-contoh yang luar biasa nilai keberagaman,” jelas Giyanto.
Ia juga menambahkan, dirinya ditakdirkan lahir dengan berbeda namun tetep memegang teguh dari sisi Hak Asasi Manusia.
“Keberagaman Inilah yang harus dipupuk bahwa kita ditakdirkan berbeda dari sisi hak asasi, namun tetap satu jua dan bersatu,” tutur Giyanto.
Giyanto menekankan kepada generasi penerus harus paham dan memiliki dasar-dasar keberagaman.
“Jikalau memang mereka ditanamkan secara terus-menerus, persatuan kedamaian Insya Allah terwujud. Tapi kalau anak-anak ini meninggalkan itu mereka pasti ke depannya nilai-nilai itu akan hilang,” tambahnya.
Bahkan Stafsus Kememkumham RI Stanislaus Wena memberikan sambutannya, dengan menyarankan kepada semua untuk bisa menerima tantangan kedepan.
“Ini adalah kinsepai dasar mengenai hak asasi manusia mengenai sadar tentang hal paling elementer dari kehidupan kita, sehingga kita bisa menerima apapun tantangan tentang kedepan dalam perjuangan hidup menuju tapal batas,” sarannya.
Ditempat yang sama turut hadir Camat Parungpanjang Drs. Chairuka Judhyanto, dirinya tidak panjang lebar memberikan sambutan karena habis isya akan ada teraweh keliling di Desa Dago.
“Saya menyampaikan beberapa informasi, yang pertama adalah DBD lagi merambah di Parungpanjang dan kita harus waspada,” pungkasnya Camat Parungpanjang Chairuka.
Reporter: HSMY
Leave a comment