Cadangan Emas Rusia Capai Rekor Tertinggi Sementara Perak dan Minyak Hadapi Tekanan

Kolom oleh Regen Lee*)

 

Emas (GLD)
Pada bulan Oktober, cadangan emas Rusia mencapai rekor tertinggi sebesar $207,7 miliar, dengan emas mencapai 32,9% dari cadangan internasionalnya, persentase tertinggi sejak November 1999. Persentase emas dalam cadangan tertinggi sepanjang masa adalah 56,9% pada bulan Januari 1993, sedangkan yang terendah adalah 2,1% pada bulan Juni 2007.

 

Meskipun demikian, cadangan internasional Rusia secara keseluruhan turun sedikit dari $633,7 miliar pada bulan September menjadi $631,6 miliar pada bulan Oktober.

 

Perak (SLV)

Pada sesi Amerika Utara hari Senin, harga perak (XAG/USD) turun di bawah level support penting $31,00. Penurunan ini disebabkan oleh menguatnya Dolar AS (USD) menyusul kemenangan Donald Trump dari Partai Republik dalam pemilihan presiden AS.

 

Janji Trump untuk menaikkan tarif impor dan menurunkan pajak perusahaan akan menyebabkan defisit fiskal dan inflasi yang lebih tinggi, yang menyebabkan Federal Reserve (Fed) mengambil sikap yang lebih agresif terhadap suku bunga. Akibatnya, dampaknya akan positif bagi Dolar AS (USD) dan imbal hasil obligasi, sehingga kepemilikan aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti perak menjadi kurang menarik dibandingkan dengan aset yang memberikan bunga.

 

Minyak (USO)

Permintaan yang lemah di Tiongkok akan mengakibatkan pasokan yang lebih rendah dari eksportir minyak mentah terkemuka dunia, Arab Saudi, ke Tiongkok pada bulan Desember. Penurunan ini terjadi meskipun Arab Saudi menurunkan harga jual resminya untuk minyak mentah yang dimuat pada bulan Desember untuk Asia.

 

Desember akan menjadi bulan kedua berturut-turut pengiriman Saudi ke Tiongkok berkurang, dengan perkiraan total 36,5 juta barel, turun dari 37,5 juta barel yang diharapkan bulan ini dan 46 juta barel pada bulan Oktober.

 

Penurunan pasokan juga akan menjadi volume bulanan terendah sejak Juli. Perusahaan milik negara Tiongkok seperti PetroChina, Sinopec, dan Sinochem diperkirakan akan mengangkat lebih sedikit kargo dari Arab Saudi.

 

Impor minyak mentah Tiongkok mengecewakan tahun ini karena berkurangnya kapasitas di kilang PetroChina dan lemahnya permintaan dari penyuling independen Tiongkok. Permintaan yang lebih lemah ini mungkin telah berkontribusi pada keputusan kelompok OPEC+ untuk menunda pelonggaran pemotongan produksi hingga Januari 2025.

 

*) – Global Financial Quotient Fund Indonesia

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*