Pembangunan Mental Dan Spiritual Anak Didik Jadi Program Krusial Bagi SDN Kalideres 09 Pagi

JAKARTA (KM)  –  Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tercantum pengertian bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Untuk itu, sekolah sebagai lembaga penyelengara pendidikan sebisa mungkin harus mampu memaksimalkan apa yang menjadi tujuan pendidikan itu sendiri. Sekolah bukanlah lembaga profit, yang berdiri semata-mata hanya mencari keuntungan, tanpa memperhitungkan bagaimana membentuk generasi masa depan dan mengemasnya menjadi generasi yang tangguh serta mampu menjadi barometer dari berbagai aspek kehidupan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Masduki selaku Kepala SDN Kalideres 09 Pagi kepada Kupasmerdeka.com baru-baru ini.

Menurut Masduki, sebagai lembaga pendidikan yang berkomitmen dalam mencetak generasi yang cerdas, taqwa serta terampil sesuai dengan apa yang menjadi program keahlian, pihaknya mengedepankan moralitas akhlaq  sehingga anak didik nya bisa mengerti apa itu sopan santun sekaligus membuat benteng agama yang kokoh.

Tak hanya itu saja, Masduki juga mengatakan bahwa dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM), sesuai dengan kebutuhan produksi generasi yang akan datang, hingga saat ini ia mengaku pihaknya terus meningkatkan kualitas mutu guru sebagai tenaga pendidik sesuai kompetensi di bidangnya masing-masing.

“Jauh dari itu juga, membangun mental dan spiritual anak didik di SDN Kalideres 09 Pagi juga menjadi program yang sangat krusial pada era teknologi saat ini,” ujarnya.

“Melihat banyaknya pengaruh positif dan negative dari bebagai karya tehnologi seperti  internet, adalah masalah yang hanya bisa diselesaikan dengan pendekatan psikologis dan membekalinya dengan ilmu agama yang cukup,” jelasnya.

“Agar kebutuhan dunia ilmu pengetahuan umum bisa seimbang dengan akhlak dan  moralitas,” pungkas Masduki di ruang kerjanya

Reporter : Bayu

Editor : Sudrajat

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*