Sikapi Lonjakan Harga Tiket Masuk TIJA, Jurnalis: “Cuma Mau ke Pantai kok Dipaksa Nonton Formula E?”

JAKARTA (KM) – Sikap acuh dan tidak humanis terhadap profesi wartawan ditunjukkan oleh Staf Humas Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta yang bernama Aryadi Eko. Pasalnya, Aryadi Eko enggan menjawab pertanyaan wartawan saat dimintai keterangan terkait melonjaknya harga tiket masuk pintu gerbang Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) pada tanggal 4 Juni 2022 yang dinilai terlalu mahal.
Selain itu, saat ditanyakan apakah wartawan yang akan melakukan peliputan berita suasana pantai Ancol harus melakukan registrasi terlebih dulu atau tidak, Humas TIJA tersebut juga sama sekali tidak memberikan jawaban.
Menyikapi hal tersebut, jurnalis senior Nurhadi mengatakan bahwa perilaku Aryadi Eko selaku Humas Ancol dinilai telah menghambat fungsi dan peran wartawan dalam mencari dan menyiarkan informasi kepada publik.
Menurut pria yang akrab disapa Om Black ini, kehadiran wartawan untuk meliput merupakan bagian dari Keterbukaan Informasi Publik yang telah diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia No.40 tahun 1999 tentang Pers Bab II, pasal 4 ayat (3).
Perlu diketahui juga, bahwa Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menegaskan sebagaimana dalam Pasal 28 F Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyebutkan bahwa setiap Orang berhak untuk memperoleh Informasi.
“Informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang dan merupakan bagian penting, Hak untuk memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting di Negara Demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan Rakyat,” jelasnya.
“Dasar hukum Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dibuat Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” lanjutnya.
“Perilaku Aryadi Eko tidak mencerminkan sebagai humas dan tidak layak menjadi humas,” tegasnya.
Menurutnya, kebijakan TIJA yang hanya dibuka untuk penonton Formula E pada 4 Juni 2022, tersebut akan merugikan banyak pengunjung (wisatawan) yang hendak menikmati suasana pantai dan tidak bermaksud menonton ajang balap mobil listrik tersebut.
Sebagai informasi, pada tanggal 4 Juni 2022, pihak pengelola Ancol membuat kebijakan dan memberlakukan harga tiket masuk Rp250 ribu. Pembeli tiket bisa menikmati seluruh unit rekreasi yang ada di Ancol seperti Dunia Fantasi, Seaworld Ancol, Ocean Dream Samudra, dan Atlantis Water Adventures serta menikmati beberapa titik layar besar nonton bareng Jakarta Eprix 2022.
Menyikapi hal tersebut, Ronald Sihotang selaku Ketua LSM Gerakan Rakyat Cinta Indonesia (LSM GRACIA) turut angkat bicara.
Ronald mengatakan, pada tanggal 4 Juni 2022, Ancol hanya diperuntukan bagi warga kelas atas dan tidak memihak kepada warga kelas menengah kebawah.
“Ataukah ini merupakan strategi awal untuk menzonasi Ancol mejadi zona kelas ekonomi atas?” ucapnya.
Pasalnya, masyarakat yang ingin sekedar berkunjung ke pantai biasanya hanya membeli tiket dengan harga Rp25 ribu, namun pada tanggal 4 Juni, masyarakat yang hanya sekedar ingin menikmati suasana pantai juga diharuskan membeli tiket sebesar Rp250 ribu.
“Kebijakan yang diambil oleh manajemen TIJA tersebut dinilai tidak berkeadilan dan ini sangat zalim terhadap masyarakat,” ujar Ketua LSM Gerakan Cinta Indonesia (GRACIA) saat dikonfirmasi wartawan, Jumat 3/6.
Ronald Sihotang pun menilai pihak Ancol telah membuat kebijakan yang terkesan memaksa pengunjung untuk menonton Formula E. Padahal Ancol merupakan kawasan wisata untuk umum yang terbuka bagi semua kalangan, baik atas maupun kalangan bawah.
“Langkah dan kebijakan yang diambil oleh manajemen TIJA tidaklah menjunjung tinggi asas keadilan, hal tersebut dikarenakan Ancol telah membuat kebijakan ngawur,” imbuhnya.
“Harga tiket sebesar Rp250 ribu merupakan nilai yang cukup mahal bagi kalangan menengah ke bawah, terlebih masyarakat sedang sulit secara ekonomi disebabkan efek pandemi covid-19 belum benar-benar berakhir dan ekonomi masyarakat masih proses pemulihan,” lanjutnya.
“Dengan kondisi ekonomi belum pulih karena efek pandemi covid-19, harga tersebut termasuk mahal. Orang cuma mau ke pantai aja kok, malah dipaksa beli tiket Formula E, sangat lucu menurut saya,” tandasnya.
Red
Leave a comment