Panjangnya Antrian, Pengelola PT ACP Harap Kuota BBM Bersubsidinya Ditambah

PUNCAK JAYA, PAPUA (KM) – Ratusan masyarakat mengantri panjang sejak pukul 03.00 – 07.00 WIT (Waktu Indonesia Timur) untuk mendapatkan BBM bersubsidi jenis pertalite dan bio solar di agen premium dan solar di jalan Papua, Pruleme, Kabupaten Puncak Jaya, Sabtu pagi (12/03).
Salah satu pengelola PT. ACP selaku agen BBM bersubsidi, Devi Thenu mengungkapkan, ijin perusahaannya untuk menjadi agen premium dan minyak solar sudah ada sejak tahun 2003 dan masih berlaku sampai tahun 2022.
“Kami Alda Crist Papua sudah ada ijin dari pertamina jayapura sejak 2003, kita jadi agen disini yang mempunyai kuota untuk premium sekitar 70 KL dan untuk solar sekitar 20 KL, pendistribusian BBM di Kabupaten Puncak Jaya itu melalui jalur udara dan jalur darat, pertama untuk jalur darat, jalur udara biasa kita menggunakan pesawat yang lewat sentani, sentani – wamena, wamena – mulia atau dengan sentani langsung kesini,” ucap Devi Thenu.
Devi Thenu menuturkan, harga eceran untuk BBM jenis Pertalite dijual dengan harga Rp. 7.800/liter, sedangkan BBM jenis Bio Solar dijual dengan harga Rp.5.500/liter.
“Untuk jenis pertalite pengganti premium kita jual sejak bulan november 2021 sudah diganti pertamina jayapura, jadi kita sudah menjual pertalite untuk kabupaten puncak jaya, untuk jenis pertalite dijual dengan harga Rp. 7.800/liter dan harga solar atau bio solar kita jual dengan harga Rp. 5.500/liter,” tutur Devi Thenu.
Ia pun menjelaskan untuk jumlah pembagian BBM bersubsidi ini satu hari harus menghabiskan 2 ton atau 2000 liter.
“Kita dari pertamina diusahakan untuk satu hari itu sekitar 2 ton jadi sekitar 2000 liter itu 10 drum untuk pertalite dan untuk solar sekitar 3 – 4 drum sekitar 600 – 800 liter, dan kita bagikan seminggu empat hari dari hari selasa, rabu, kamis dan sabtu,” jelas Devi Thenu.
Jumlah antrian BM bersubsidi ini sehari ada sekitar 300 – 400 motor yang mengantri, dengan pembagian dari 3 – 5 liter dan mobil 15 – 20 liter.
“Kita untuk mencukupi karena ini antrian panjang sekali, motor sekitar ada 300 – 400, jadi kita ada pembagian ya untuk motor kecil dicukupi sekitar 3 liter, motor besar bisa sampai 5 liter dan untuk masyarakat yang diperuntukkan buat sensor (chainsaw) dan ganset dengan ini kita bagi masing-masing 5 liter, dan untuk solar kadang-kadang 15 – 20 liter/mobil,” tandas Devi Thenu.
Namun, PT. ACP diakui Devi sering mengalami kendala, salah satunya hambatan-hambatan di Kabupaten Puncak Jaya untuk angkutan BMM via jalur darat dan udara.
“Memang kita punya kendala, kadang-kadang stock kurang atau apa, itulah hambatan-hambatan kita di Kabupaten Puncak Jaya, dalam rangka yang terjadi disini pertama sering terjadi keterlambatan kadang-kadang karena cuaca, pesawat tidak dapat bawa, atau mungkin kedua kita ada gangguan jalan sehingga mobil tidak dapat masuk, karena ketika mungkin kekurangan-kekurangan kosong karena pendistribusian akan sedikit terlambat,” cetus Devi Thenu.
Pengelola PT. ACP, Devi Thenu sangat berterima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia yang sudah memberikan BBM bersubsidi di Kabupaten Puncak Jaya.
“Saya sendiri sangat berterima kasih kepada pemerintah republik Indonesia yang sudah kasih kita BBM bersubsidi ini, sehingga masyarakat disini sudah bisa merasakan bbm, dan harapan kami bisa meningkatkan jumlah kuota kita, karena dari tahun ke tahun banyak mobil yang sudah ada disini, jadi kuota kita tidak mencukupi,” harapnya.
Sementara itu, salah satu masyarakat Patra Pailing menyatakan puas atas pelayanan yang diberikan oleh PT. ACP memberikan BBM bersubsidi.
“Mengenai pelayanan, kami sebagai konsumen merasa puas karena pertama tepat waktu dalam pembagian BBM Ini,” ucap Patra.
Patra Paliling mengharapkan, satu hari bisa mendapatkan 5 liter karena kebutuhan BBM di Kabupaten Puncak Jaya sangat tinggi.
“Harapannya untuk mengenai jumlah kalau bisa ditambahlah, karena yang sekarang ini hanya 3 liter, kedepan kalau bisa adalah 4 atau 5 liter karena kebutuhan BBM disini kan setiap harinya apalagi mobilisasi BBM ini agak tinggi,” harap Patra.
Reporter : HSMY
Editor : Sudrajat
Leave a comment