Tinggal di Rumah Anyaman Bambu Berlubang dan Sering Kemasukan Air Hujan, Warga Desa Damping Mengaku Belum Tersentuh Bantuan Pemerintah

Rumah Misroni, warga Kampung Handiwung, Desa Damping, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten (dok. KM)
Rumah Misroni, warga Kampung Handiwung, Desa Damping, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten (dok. KM)

SERANG (KM) – Kondisi memprihatinkan akibat keterbatasan ekonomi masih terlihat di Kampung Handiwung, Desa Damping, Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, di mana Misroni dan keluarganya hidup di rumah yang sudah tidak layak huni.

Dari pantauan kupasmerdeka.com (21/10), rumah yang hanya berdinding anyaman bambu itu sudah banyak bolong, atap rumahnya pun berlubang, yang mana apabila turun hujan deras, air dengan lancarnya masuk ke dalam.

Program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) yang digadang-gadang oleh pemerintah pusat bagi masyarakat kurang mampu, nampaknya masih belum menyentuh sasaran yang tepat, seperti yang dialami oleh Misroni yang tinggal bersama istri serta dua orang anaknya.

Dari pengakuan Misroni, ia beserta keluarganya selama ini tidak pernah tersentuh bantuan pemerintah setempat dalam bentuk apa pun.

Misroni pun mengaku pasrah atas nasib yang dialaminya. Adapun dalam kesehariannya, Misroni bekerja di Jakarta sebagai juru parkir dibantu istrinya yang berjualan opak, dapros untuk menafkahi kebutuhan keluarga dan anak-anaknya.

Dengan kondisi rumah yang tidak layak huni, Masroni mengaku pernah meminta bantuan kepada pemerintah setempat, namun belum ada respon hingga saat ini.

Sementara itu, (Pjs) Kepala Desa Damping, Darmin, saat dikonfirmasi KM, menyatakan bahwa pihaknya akan mencoba mencarikan bantuan dari Baznas. Darmin juga berjanji akan coba membantu memasukkan nama Misroni ke tahap kedua untuk program Rutilahu.

Reporter: Ade irawan
Editor: Sudrajat

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*