Konsolidasi Nasional Aktivis 98 dan Relawan Jokowi Desak Pemerintah Bubarkan FPI dan KAMI
BOGOR (KM) – Sejumlah aktivis 98 dan relawan Jokowi menggelar “konsolidasi nasional” bertema “Lawan Radikalisme dan Intoleransi” di Resto Saung Dolken, Cimahpar, Kota Bogor, Sabtu 5/12.
Ketua Perhimpunan Penggerakan Jejaring Nasional Aktivis 98 (PPJNA 98), Anto Kusumayuda mengatakan, dengan kondisi negara saat ini, terorisme mengancam bangsa Indonesia. “Belakangan peristiwa Sigi, Sulawesi Tengah menjadi bukti mutakhir keberadaan ancaman tersebut,” ungkap Anto kepada awak media.
“Radikalisme, terorisme yang mengatasnamakan agama semakin menguat, melibatkan generasi muda dan perempuan di Indonesia. Paham radikalisme terus meningkat intensitasnya, tercermin dari makin banyaknya konten-konten radikal yang teridentifikasi dan diblokir Kementerian Komunikasi dan Informatika,” tambah Anto.
Sementara Ketua Pusat Informasi dan Jaringan Aksi Reformasi 98 (PIJAR 98) Sulaeman Haikal mengatakan, walaupun agama mengajarkan kasih sayang, namun konflik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, maraknya aksi teror, dan pertikaian hanya karena berbeda pandangan teologis, menjadi sangat sulit untuk tidak mengaitkannya dengan agama, “sehingga orang lalu berpikir secara sederhana bahwa agama menyebabkan pertikaian.”
“Terlebih dengan munculnya para pendakwah agama Islam yang menyebarkan kebencian dan caci maki, sebagai cikal bakal radikalisme, sejatinya tidak hanya mengancam pemerintahan Jokowi, namun juga eksistensi bangsa Indonesia yang kita cintai ini,” ungkap Haikal.
Dalam acara tersebut dibacakan pernyataan dan tuntutan bersama.
“Bersama kami mengamati menguatnya radikalisme dan in toleransi terutama sekali muncul sejak kedatangan M. Rizieq Shihab ke Indonesia. Kami Aktivis 98 dan relawan mendesak pemerintah harus segera mengambil langkah tegas menegakan supremasi hukum dan mengembalikan kewibawaan negara,” katanya.
Adapun poin-poin tuntutan mereka, menurut rilis yang diterima KM kemarin adalah:
“Pertama, kami menuntut HRS agar segera ditangkap sebab pelanggaran demi pelanggaran hukum sudah terlalu sering dilakukan, bahkan dengan aksi menantang yang ditunjukkan secara terang-terangan kepada otoritas negara. Jika terus dibiarkan, bisa membahayakan persatuan sosial dan keutuhan NKRI.”
“Kedua, pemerintah agar segera mengambil sikap tegas untuk membubarkan Front Pembela Islam (FPI) dan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) sebab secara ideologis maupun praktik, FPI dan KAMI sudah menjadi ancaman negara. Sejak kelahirannya pada 1998, FPI terus menerus menggoreng isu populisme kanan, identitas, dan khilafah sebagai bagian utama perjuangan mereka. Berbeda dengan ormas Islam moderat lain, FPI justru anti-demokrasi, anti keberagaman, dan cenderung memusuhi pemerintah. Begitupun dengan KAMI, sejak dideklarasikan terus menerus menyebarkan kebencian, menghasut orang untuk melawan terhadap pemerintah yang sah, menyebarkan konten ujaran kebencian dan menganjurkan kekerasan berdasarkan sentiment SARA.”
“Ketiga, kami yang berhimpun dalam Gerakan Pendukung Jokowi Sejati, menuntut dan akan mendukung Pemerintah untuk secara tegas menghilangkan radikalisme terorisme yang berbalut agama di Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
“Keempat, tangkap dan adili dalang dan donatur dari gerakan intoleransi, radikalisme dan terorisme berbalut agama di Indonesia.”
Reporter: zebua
Editor: HJA
Leave a comment