Masyarakat Desa Simpang Empat Asahan Keluhkan Kondisi Jalan yang Berlumpur, Keluhkan Sikap Kades yang tak Acuh

Kondisi jalan di Desa Dimpang Empat, Asahan (dok. KM)
Kondisi jalan di Desa Dimpang Empat, Asahan (dok. KM)

ASAHAN (KM) – Warga Dusun XVIII, Desa Simpang Empat, Kec. Simpang Empat, Kabupaten Asahan, mengesalkan sikap pemerintahan desa setempat yang tidak kunjung memperbaiki akses jalan jampalan yang sudah rusak parah selama tiga tahun lebih. Warga sekitar dan pengguna jalan sulit melewati jalan yang berlubang dan kerap tergenang air berlumpur yang membahayakan lalu lintas.

Pantauan wartawan KM di lapangan pada Selasa 24/11, ada banyak lubang di jalan yang terlihat seperti kubangan kerbau tersebut. Bukan hanya lubang, itensitas curah hujan yang tinggi turun beberapa hari ini menyebabkan jalan yang berlubang tergenang air berlumpur. Jalan yang rusak parah ini ternyata akses utama bagi pengguna jalan, terkhusus anak sekolah yang melintas.

Salah seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya kepada KM mengaku bahwa pihaknya “sangat menderita” dengan kondisi jalan yang rusak parah ini. “Beberapa kali saya hampir terjatuh ketika membawa pulang bahan jualan, karena mengelakkan lubang yang sangat banyak tersebar. Parahnya lagi ketika ada masyarakat yang sedang hamil tua yang mau bersalin melintas di jalan rusak ini. Resiko pendarahan selalu mengancam dan sering kali membuat ibu hamil semakin lemah keadaannya dan itu sering saya lihat. Apalagi saat ini musim hujan menyebabkan jalan tergenang air sampai 20 cm,” ujarnya.

“Kalau musim hujan jalan ini selalu tergenang air yang menyebabkan lobang tidak terlihat. Parahnya lagi ketika cuaca sedang terik panas, jalan yang rusak parah ini menyebabkan banyaknya debu yang berterbangan dan dihirup oleh pengguna jalan. Sehingga udara yang bersih jadi tercemar dan terkadang membuat sebagian masyarakat mengalami sesak,” tambahnya.

Menurutnya, warga sering mengadukan persoalan jalan yang rusak ini kepada Kepala Desa Simpang Empat, namun keluhan masyarakat diabaikan. “Selalu no respon dan tidak prihatin atas penderitaan masyarakat […] Padahal kepala desa sering melintas ketika melakukan survei ke dusun lain yang berdekatan dengan jalan ini,” ungkapnya.

Selain masalah jalan, ia juga mngatakan bahwa warga setempat mengesalkan sikap Kepala Desa yang abai terhadap keluhan masyarakat yang lainnya.

“Desa Simpang Empat ini disebut masyarakat juga sebagai Desa Simpang Siur, terkhusus wilayah Dusun XVIII. Hal ini dikarenakan tidak adanya tanda-tanda hidupnya pemerintahan Desa Simpang Empat yang aktif dalam menjalankan tugasnya. Banyak aduan masyarakat dan aspirasi yang tidak tercover dengan baik, Sehingga setiap masalah tidak ada buntut alur penyelesaian baik itu masalah jalan dan bantuan untuk masayarakat miskin. Ketimbang menunggu kepekaan Kepala Desa Simpang Empat, masyarakat Dusun XVIII secara swadaya bergotong royong menimbun jalan yang rusak parah dan berlobang demi kenyamanan dan kelancaran lalu lintas,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Simpang Empat, Yafit Ham, tidak menanggapi permintaan keterangan dari wartawan.

Reporter: Rian
Editor: HJA

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*