Pemerintah Sudan Tegaskan Keinginan untuk Tarik Pasukan dari Perang Yaman

(KM) – Menlu Sudan Umar Qamarudin mengatakan bahwa keterlibatan Sudan di Perang Yaman terjadi pada periode kepresidenan Omar al-Bashir. Sekarang ini, kata Qamarudin, Khartoum ingin menarik pasukannya dari rawa perang di Yaman.

“Masuk ke perang tidak sama seperti keluar darinya. Kami terlibat dalam perang ini atas kehendak al-Bashir. Namun kini kami berusaha untuk keluar darinya. Sudah banyak serdadu kami keluar dari Yaman, dan hanya sedikit yang tinggal,” kata Qamarudin kepada France24.

Dikutip dari al-Quds al-Arabi, saat ditanya soal keikutsertaan Khartoum di Perang Libya, Qamarudin menjawab, ”Sudan tidak punya satu pun serdadu di Libya. Saya menantang siapa pun yang bisa menunjukkan satu orang militer yang berkaitan dengan Pemerintah Sudan di Libya.”

“Orang-orang bayaran tidak ada kaitannya dengan Pemerintah. Mereka orang-orang yang mengambil keputusan untuk diri mereka sendiri untuk bergabung dengan ini atau itu, atau di negara ini atau negara itu.”

Saat ditanya apa yang menyebabkan antek-antek ini bertempur di negara-negara lain dan apakah ia punya informasi soal ini, Qamarudin menjelaskan, ”Saya sama sekali tidak tahu. Saya bukan antek. Saya tidak tahu apa yang mendorong mereka melakukan itu.”

Advertisement

Jurnalis France24 lalu mengubah pertanyaannya dan berkata, ”Saya tidak menuduh Anda sebagai antek. Namun, sebagai seorang pejabat Sudan, Anda bisa mendapat informasi tentang hal ini.”

Dengan narasi serupa, Menlu Sudan menjawab bahwa baik dirinya atau Pemerintah Khartoum tak tahu menahu motif tentara-tentara bayaran itu.

Qamarudin mengaku bahwa Khartoum akan menarik pasukannya dari Yaman, di saat beberapa hari lalu media-media Arab Saudi melaporkan, ratusan serdadu Sudan telah memasuki Yaman melalui Saudi. Ini menunjukkan bahwa Khartoum (dikesankan oleh Saudi) justru meningkatkan partisipasinya dalam agresi atas Yaman. Padahal ratusan serdadu itu sudah dipastikan Qamarudin sama sekali tidak terkait dengan pasukan resmi Pemerintah Sudan.

Reporter: Red/PP

Advertisement
Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*


%d bloggers like this: