Mahasiswa dan Pelajar Meewo di Bogor Tolak Dipisah-pisahkan Berdasarkan Kabupaten untuk Penerimaan Bansos Covid-19

IPMANAPANDODE Bogor
IPMANAPANDODE Bogor

TIMIKA (KM) – Forum Alumni Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nabire, Paniai, Dogiyai dan Deiyai (IPMANAPANDODE) Bogor menanggapi permintaan data oleh Kabag Humas Setda Kabupaten Nabire Yermias Degei yang diterima pihaknya melalui aplikasi Messenger Jumat lalu 1/5 perihal bantuan sosial di tengah pandemi covid-19.

Ikatan mahasiswa tersebut mengaku setelah menjalin komunikasi dengan pengurus ikatan-ikatan mahasiswa yang ada di Bogor, agar bantuan tersebut disalurkan melalui IPMANAPANDODE, yang mempersatukan pelajar dan mahasiswa dari wilayah adat Meewo, dan bukan melalui ikatan mahasiswa lainnya. Karena itu, pihaknya meminta agar pemerintah-pemerintah daerah kawasan Meewo berkoordinasi untuk menyalurkan bantuannya kepada semua mahasiswa Meewo, dan bukan per kabupaten.

“Wadah yang ada di Bogor dan beberapa kota lainnya adalah wadah IPMANAPANDODE. Bukan ikatan Nabire saja, Dogiyai saja, Paniai saja, atau Deiyai saja. Untuk itu pemerintah segera salurkan bantuan kepada wadah yang ada yaitu IPMANAPANDODE,” terangnya dalam siaran pers yang diterima KM kemarin 3/5.

Disebutkan juga bahwa mahasiswa kesulitan untuk bergerak melengkapi data dalam kondisi sekarang ini, maka pihak pemerintah agar tidan “menyulitkan”.

“Pemerintah daerah stop menyulitkan mahasiswa dengan melengkapi sejumlah syarat data dalam kondisi pandemi covid-19 ini, karena di sana kondisi mahasiswa mau bergerak kumpul lengkapi data saja susah akibat lockdown, PSSB dan takut tertular covid-19,” jelasnya.

“Pelajar dan mahasiswa telah bersatu dalam satu wadah yang namanya IPMANAPANDODE dan kembali ke pemerintah daerah Meewo pun telah bersatu dalam satu wadah asosiasi, maka bantuan seperti ini jangan di beda-bedakan. Kami Meewo adalah prinsip, dan jangan dipersulit dengan syarat data,” lanjutnya.

“Ini bantuan sosial saat pandemi covid-19. Ingat, pandemi ini sedang berjalan. Dana TA saja mahasiswa tolak saat dipersulit dengan sejumlah syarat data yang membuat ikatan tadi dibeda-bedakan atau dikhusus-khususkan. Mau salurkan bantuan atau tunggu mahasiswa lengkapi syarat data sambil yang lain terancam pandemi corona dan mati kelaparan adalah tanggung jawab Pemda,” tutup rilis tersebut.

Reporter: Ernest
Editor: HJA

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*