Tidak Kunjung Diberangkatkan Kuliah ke Taiwan, Uang Pendaftaran Siswa SMKN 1 Dangdeur Dikembalikan dengan Potongan Rp2,5 juta

Kwitansi pengembalian sebagian dari biaya yang dikeluarkan oleh orang tua siswa SMKN 2 Dangdeur untuk pendaftaran program sekolah di Taiwan (dok. KM)
Kwitansi pengembalian sebagian dari biaya yang dikeluarkan oleh orang tua siswa SMKN 2 Dangdeur untuk pendaftaran program sekolah di Taiwan (dok. KM)

SUBANG (KM) – Lulusan SMK biasanya berharap bisa bekerja dengan cepat dari keterampilan yang diasah di bangku sekolah. Peluang untuk langsung bekerja dianggap lebih besar bila dibandingkan dengan lulusan SMA. Untuk menarik minat calon siswa, SMK pun sering memberikan insentif seperti bantuan penyaluran kerja, bahkan ada yang menjanjikan untuk disalurkan ke pekerjaan di luar negeri atau program kuliah sambil bekerja di luar negeri.

Hal itu yang diharapkan oleh orang tua siswa SMKN 1 Dangdeur, Subang, yang dijanjikan penempatan kerja di Taiwan. Namun sayangnya mereka harus kecewa janji tersebut sejak tahun ajaran 2017-2018 sampai saat ini hanya isapan jempol belaka.

“Ya betul saya orang tua siswa yang mau berangkat ke program sekolah Taiwan ke luar negeri, saya merasa kecewa karena anak saya tidak kunjung berangkat setelah mendaftar dengan nilai uang 7 juta rupiah ke salah satu oknum guru sekolah SMK Negeri 1 Subang. Di situ anak saya menunggu sekian lama tak kunjung berangkat, paspor katanya sudah ada terus persyaratan yang lain sudah ada tapi saat paspor sudah jadi anak saya tidak menerima paspor sehingga saya jenuh sebagai orang tua,” papar salah satu orang tua siswa yang enggan disebut namanya.

“Karena melihat anak saya keluar sekolah dari SMKN 1 itu tidak bekerja, setelah itu anak saya mengundurkan diri [dari program] berangkat ke luar negeri menempuh pendidikan di Taiwan. Dengan mengundurkan diri tersebut uang pendaftaran itu tidak dikembalikan [penuh], dari Rp7 juta dikembalikan Rp4,5 juta,” ungkapnya.

Sementara itu guru SMKN 1 Dangdeur, Dian, saat dimintai keterangan melalui pesan singkatnya mengaku bahwa pihaknya “hanya fasilitator pendaftaran untuk kuliah”.

“Kami hanya fasilitator saja yang menerima pendaftaran untuk kuliah. Masalah biaya serta berkas diserahkan kepada penyelenggara Bapak Septian di DPRD. Tapi hampir semuanya mengundurkan diri karena pemberangkatan terus diundur dan tidak pasti,” ucapnya.

Reporter: Sunardi, Udin, Mulyadi
Editor: HJA

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*