Ketua Alumni STIP-AN Tegaskan Ketua DPRP Harus Orang Asli Papua

JAYAPURA (KM) – Ketua persatuan alumi Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIP-AN) Jakarta, Yosep Adii, ikut bersuara soal siapa yang paling layak duduk sebagai ketua Parlemen Papua. Menurutnya, hari ini, Orang Asli Papua menunggu pemimpin yang murni lahir dari Orang Asli Papua itu sendiri, dari proses demokrasi tanpa manuver, sesuai prinsip etika kenegaraan modern.
“Bukan yang lahir dari intervensi kepala daerah, tetapi yang benar hasil keputusan KPU, [dan] juga Mahkama Kontitusi yang akan mulai dibicarakan tanggal 28 Juni 2019, di Jakarta Pusat,” kata Yosep kepada Kupas Merdeka, Sabtu 22/6.
“Saya berharap rakyat tenang menunggu hasil keputusan Mahkamah Kontitusi Republik Indonesia di Jakarta. Siapapun pemimpin pilihan rakyat, asalkan dia berani melihat persoalan Orang Asli Papua,” lanjutnya.
Menurutnya, empat akar permasalahan di Papua adalah marjinalisasi, sejarah politik, pelanggaran hak asasi kemanusiaan (HAM), dan infrastruktur .“Artinya kita harus melihat hal ini [keempat faktor] secara komprehensif, saya melihat pemerintah maupun parlemen belum melihat ke arah sana. Jadi, ketua DPR Papua, [harus] mampu membasmikan illegal logging serta penyakit sosial yang marak terjadi di berbagai kota di Papua seperti prostitusi gelap, judi, togel, miras, seks bebas dan narkoba. Inilah yang orang asli papua membutuhkan,” jelasnya.
“Jadi, bagi kami mendukung melalui aspirasi bahwa 100% duduk ketua parlemen Papua, asal Orang Asli Papua sesuai putusan Mahkamah Konsitusi,” tegasnya.
Terkait tuntutan tersebut, Yosep menambahkan bahwa pihaknya mendukung politisi Partai Nadem, Laurenzius Kadepa, untuk menduduki jabatan Ketua DPRP lantaran dia adalah Orang Asli Papua.
“LK adalah rohnya Orang Asli Papua,” pungkasnya.
Reporter: Ernest G
Editor: HJA
Leave a comment