KUPAS KOLOM: Tinjau Kembali Rencana Pembangunan Kawasan Industri Kebumen, Pantai Selatan yang Ganas dan Misterius

Oleh Arief Lukmanul Hakim
Pengamat Sosial dan Politik
LEWIH APIK NGOMONG PAITE TIMBANG LEGINE! Lebih baik bicara pahitnya (resiko) daripada manisnya (janjinya).
Melalui forum ini saya ingin mengajak kita bersama untuk ikut mikir bareng, ngrembug bareng, ngawasi bareng seluruh proses pembangunan dan pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Kebumen.
Kebumen itu milik kita, bukan milik segelintir orang yang sedang berkuasa. Pemimpin boleh berganti, tapi rakyat akan tetap abadi, dan akan mewariskan tanah ini kepada anak cucu kita. Hari ini kami rakyat, besok rakyat, kelak juga rakyat. Tapi anda hari ini pejabat, besok hanya akan jadi mantan pejabat, atau jika sial malah jadi tersangka yang tidak bermartabat.
Bupati, wakil bupati, anggota DPRD dan jajaran OPD itu hanya pejabat yang mendapat mandat dari rakyat untuk mengelola daerah ini demi sebesar-besar kemakmuran masyarakat. Kalau dikritik dan diingatkan gak perlu emosi. Anda semua digaji dengan uang negara yang berasal pajak-pajak yang kami bayar.
Anda tidak digaji oleh pengusaha, investor asing atau rekanan. Anda juga harus mendengar suara kami. Anda dipilih dan diangkat untuk mengayomi dan melindungi kami para rakyat, bukan melayani pengusaha, apalagi investor asing. Anda menjadi pejabat ga akan lama, jadi jangan sok hebat dan berkuasa.
Bicara soal rencana pembangunan Kawasan Industri Kebumen (KIK) rakyat juga perlu tahu dan dilibatkan dalam setiap proses tahapannya. Kalau melihat sisi positif dan ngomong legine, ya pasti ada dan mungkin banyak. Tapi kami lebih senang membahas dampak negatif, dan ngomong paite.
Jadi biar kita bisa antisipasi dini dan cari solusi. Jika tidak ketemu solusinya ya jangan dipaksakan. Kalo hanya melihat sisi manfaat dan positifnya. Lha mbok 350 tahun kita dijajah Belanda ada sisi positifnya, tapi apa ya kita mau dijajah lagi?
Poin-poin yang perlu masyarakat tahu, dan perlu disosialisasikan adalah:
1. Kajian akademik dan studi kelayakan yang meliputi seluruh aspek mulai dari sejarah Kebumen, sosial budaya, ekonomi, lingkungan hidup dan pertahanan keamanan.
2. Perangkat payung hukum yang menjadi dasar pelaksanaan pembangunan KIK.
3. Model pembiayaan KIK, apakah nanti dari APBN, APBD, KPBU atau BOT atau ada alternatif lain.
Mari kita buka data dan fakta yang dekat. Di Gombong ada pabrik rokok. Itu evaluasinya seperti apa?
Berapa PAD yang masuk dari sana? Berapa jumlah tenaga kerja yang mampu diserap? Apakah benar sebagian besar tenaga kerja orang lokal Kebumen (KTP Kebumen) atau justru dari luar Kebumen? Adakah dampak lingkungan dan sosial dari pabrik tersebut?
Atau mari kita lihat agak jauh, daerah-daerah yang ada kawasan industrinya, apakah secara otomatis masyarakat setempat yang bekerja, atau tetap saja masyarakat dari luar, yang justru mengundang urbanisasi seperti Bekasi, Cikarang, Karawang dan Tangerang?
Juga, mari kita cermati secara fakta, bagaimana perusahaan-perusahaan Tiongkok yang beroperasi di Inonesia. Bagaimana komitmen mereka terhadap lingkungan? Bagaimana keberpihakan mereka terhadap karyawan? Bagaimana dampaknya terhadap kedaulatan?
Cobalah kita tidak hanya membahas uang uang dan uang yang masuk. Kita kaji juga aspek lain, seperti lingkungan ekosistem, dampak tanah air dan udara pesisir, dampak sosial budaya masyarakat, dampak masa depan. Jangan sampai kasus Freeport dan Newmont terjadi lagi, apalagi di Kebumen.
Lebih baik kita repot dan waspada di depan dari pada menyesal kemudian.
Investasi asing tu kaya permen karet, di awalnya saja manis dan kenyil-kenyil. Tapi di belakangnya pait dan kalau sudah melekat, lengket sulit dilepas.
Monggo dirembug bareng-bareng, ora perlu emosi dan ngegas, biasa bae.
Kita yang memiliki Kebumen, jangan dibalik Kebumen yang memilki kita. Manusia mahluk mulia dan diturunkan ke dunia untuk mengelola dan memakmurkannya.
(Bahasane wis tek gawe ngati-ati tur alus banget, moga-moga ora ana sing tersinggung)
Pak Tunggul Jalu Aji, anggota DPRD dari Fraksi Partai Nasdem membuat TS di Suara Rakyat Kebumen (SRK sebuah grup Facebook) untuk menjawab TS saya, ini diskusi yang keren dan produktif. Karena nama saya disebut-sebut, maka ijinkan saya berkomentar.
1. Menurut saya Pak Tunggul Jalu Aji terlalu baik dan ksatria. Menjelaskan dan menjawab TS saya mestinya ranah eksekutif. Karena jika sudah menyangkut pelaksanaan adalah tugasnya Bupati/Wabup/OPD. Sementara tugas legislatif seharusnya melakukan pengawasan dan kontrol terhadap kebijakan eksekutif. Mana suara ekskutif???
2. Dalam TS terakhir saya, secara jelas memang saya melihat PAIT-nya. Bukan berarti negative thinking, tapi memang saya memposisikan diri sebagai pihak yang memberi warning kepada Pemkab akan dampak negatif. Tujuannya bukan semata-mata menolak apalagi membangkang, namun lebih kehati-hatian dan antisipasi dini.
Menurut saya pembangunan kawasan industri, apalagi melibatkan investor asing, adalah sesuatu yang rawan tak hanya menyangkut lingkungan hidup dan sosial budaya, namun hingga aspek hankam serta kedaulatan.
3. Data dan tulisan yang saya tampilkan memang bersumber dari wawancara informal beberapa pihak, browsing dan pengamatan langsung.
4. Dari data dan fakta yang saya dapat, sengaja saya tampilkan sisi negatif nya. Agar Pemkab lebih siap, karena kalai sisi positif tidak perlu antisipasi dan persiapan, semua juga bisa.
5. Sampai hari ini pihak eksekutif belum punya infrastruktur regulasi, apalagi sampai poin-poin MoU yang disosialisasikan dan didiskusikan dengan stakeholder terkait.
6. Saya menghargai dan mengapresiasi kejantanan Mas Tunggul untuk mengangkat kasus KIK ke forum medsos.
7. Perlu saya tegaskan, saya tidak menolak perubahan dan pembangunan. Saya 100% mendukung segala upaya untuk menjadikan Kebumen lebih maju, makmur dan sejahtera.
Saya tunggu jawaban dan penjelasan dari eksekutif yang berkompeten dalam proyek KIK.
AKAR MASALAH KEMISKINAN DI KEBUMEN ADALAH BIROKRASI YANG BOBROK DAN KORUP
Berbagai argumen normatif seperti kemiskinan dan tingginya angka pengangguran di Kebumen dijadikan alasan pembenaran untuk memaksakan pembangunan Kawasan Industri Kebumen (KIK) di pesisir selatan Petanahan. Menurut saya akar masalah kemiskinan dan keterbelakangan Kabupaten Kebumen bukan tidak adanya industri, namun lebih disebabkan Birokrasi Kebumen yang bobrok dan korup.
Bahkan saya berani mengatakan, Pemkab Kebumen hingga saat ini banyak dihuni oknum penjahat dan pengkhianat bermental pengemis yang tega merampok uang negara demi kepentingan pribadi dan kelompoknya. Mereka para pembual dengan program omong kosong yang tidak fundamental dan substansial.
Ada yang mau mendebat, marah atau tersinggung dengan statement saya. Silakan kita gelar data dan fakta. Saya menulis ini tentu punya argumen, dan siap bertanggung jawab dengan pernyataan saya.
Ada 2 alasan, kenapa saya berani menyimpulkan bahwa akar masalah kemiskinan di Kebumen adalah Birokrasi yang Bobrok, Korup, Pembual dan Omong Kosong.
1. Riset Pribadi
Saya telah melakukan sebuah penelitian investigasi beresiko tinggi yang melibatkan emosi dan reputasi. Saya memilih observasi partisipasi sebagai metode pengumpulan data dimana peneliti terlibat langsung secara fisik dan emosi dalam sebuah kasus yang hendak diungkap.
Sahabat Netizens Kebumen tentu masih ingat kasus Penjaringan dan Penyaringan Perangkat Desa Setrojenar, Mei lalu. Apa dikiranya saya mengkuti seleksi tersebut semata-mata karena saya ingin menjadi Sekdes atau Carik?
Anda salah besar! Saya menyisipkan sebuah misi pembuktian untuk menguji hipotesa saya bahwa Akar Masalah Kemiskinan di Kebumen adalah Birokrasi yang Bobrok dan Korup dari pucuk pimpinan hingga paling bawah, yaitu birokrasi desa.
Saya mengambil resiko, jika lolos dan jadi Carik, maka saya harus fokus dan meninggalkan sebagian besar aktifitas dan penghidupan saya yang lain. Termasuk jika ada yang memanggil dengan singkatan jabatan saya, RIKKK !
Selama ini beredar rumor bahwa untuk pengangkatan perangkat desa (termasuk mutasi jabatan di tingkat OPD) penuh kolusi dan konspirasi. Ratusan juta rupiah uang beredar dalam proses seleksi, rotasi, mutasi dan promosi pejabat. Trik dan intrik ikut mewarnai dalam setiap prosesnya.
Ternyata semua itu benar dan valid. Dalam kasus seleksi perangkat Desa Setrojenar, untuk jabatan Carik ada 9 peserta, hampir semua sarjana dan anak kuliahan semester akhir. Namun yang terpilih adalah ibu-ibu lulusan SMK yang jauh dari sebutan berwawasan dan berpengalaman. Tanpa kompetensi.
Jajaran di atasnya juga bobrok dan pembual. Saya meneruskan riset ini dengan mengirim somasi lengkap tembusan ke Camat, Bagian Hukum, Bagian Tapem, Dispermades, Inspektorat, Bupati hingga Pimpinan DPRD up Komisi A.
Apa hasilnya? NOL BESAR! Hanya BUALAN DAN OMONG KOSONG!
Katanya dibentuk Tim Verifikasi, saya juga di-BAP, tapi semua hanya formalitas dan dagelan yang tidak lucu. Jika saya saja diperlakukan seperti ini, bagaimana orang lain dalam kasus yang sama ? Jika sesuatu yang sudah menjadi atensi publik saja mereka masih berani bermain-main, bagaimana untuk kasus yang masih tersimpan rapi.
Kasus seperti saya mungkin banyak terjadi dan dialami teman-teman di daesa lain. Anda semua renungkan, jika sebuah jabatan diraih dengan cara tidak benar, melalui cara kolusi dan konspirasi, maka semua harta yang didapatkan tidak benar juga. Gaji dan rizki yang diberikan kepada anak istri adalah haram dan najis. Seumur Anda menjabat telah memasukan bara api neraka ke dalam perut keluarga Anda.
Tidak berkah. Dampakya pada perilaku Anda sebagai pejabat dan anak keturunan, serta yang lebih luas program pembangunan yang dijalankan tidak akan pernah berhasil. Ujungnya Kebumen tetap miskin dan terbelakang.
2. Keberadaan KPK dan Fakta Persidangan Tipikor
Argumen kedua, kenapa saya bilang Birokrasi Kebumen Bobrok dan Korup adalah keberadaan penyidik KPK yang hampir 2 tahun betah mengobrak-abrik ruang-ruang kantor pemerintahan. Ini adalah rekor, sejak adanya OTT KPK untuk kasus suap proyek Dikpora, 2016 lalu, hingga saat ini sudah ada 3 kloter dengan 9 tersangka. Temuan melebar hingga pada kasus lain yang merupakan puncak unung es dari korupnya briokrasi Kebumen.
Fakta persidangan Tipikor hari-hari terakhir ini membelalakan mata kita, bahwa selama ini Kebumen dikelola oleh para penjahat dan perampok yang berkonspirasi dalam setiap proyek pembangunan di Kebumen.
Setiap lini seolah-olah mengambil kesempatan untuk bisa merebut kue APBD maupun APBN untuk memperkaya diri sendiri dan kelompoknya. Ketegasan dan kemarahan mereka kepada bawahan nampak hanya akting kacangan yang ujung-ujungnya komisi dan berharap dapat bagian.
Ketika pejabat, apakah itu Camat, OPD, wakil rakyat, datang ke satu wilayah dengan dalih pemeriksaan proyek, berkas dokumen atau laporan, semua berakhir dengan amplop dan salaman. Kaya pengemis saja, cuma bedanya penampilan Anda rapi dan wangi.
Mending pengemis, hanya dengan recehan, dia akan tanpa henti membalas kita dengan barisan doa yang dia ucapkan.
Nah, untuk proyek sekelas raskin, BLT, BLSM, KIS, Bedah Rumah, Pasar dan Rumah Sakit saja penuh dengan penyimpangan, bagaimana jadinnya jika Kebumen membangun proyek Kawasan Industri dengan dana triliunan rupiah?
Ga kebayang deh! Siapa yang untung besar, siapa yang tetap miskin dan lapar!
Namun, dari semua itu saya percaya, masih ada pejabat hingga perangkat desa yang baik, jujur dan tulus mengabdi. Tapi jumlahnya sedikit dan tidak mampu berbuat banyak. Semoga Allah SWT memberi mereka kekuatan untuk menjadi pelopor gerakan bersih-bersih Kebumen yang sudah dimotori KPK.
Hari ini 25/7/2018 masyarakat Kebumen dihebohkan berita gelombang pantai selatan yang mengamuk hingga memporak-porandakan deretan warung wisata di sepanjang pantai dari barat Pantai Suwuk hingga timur Pantai Setrojenar.
Melihat BED (Basic Engineering Design) dari Kawasan Industri Kebumen (KIK), wilayah yang akan dibangun ini berbatasan langsung dengan bibir pantai.
Kejadian ombak tinggi hari ini mungkin bentuk peringatan dari Tuhan bahwa ada faktor alam yang harus jadi pertimbangan manusia.
Tidak hanya menyangkut keamanan fisik bangunan, namun lebih penting adalah keselamatan orang-orang yang nantinya akan bekerja di kawasan tersebut.
Selama ini pantai selatan dikenal ganas dan penuh mistik. Segala aktifitas manusia yang menyelisihi kodrat dan hukum akan mendapat reaksi dari “penguasa” pantai selatan.
Monggo, bagi pihak-pihak yang berwenang dan berkepentingan untuk mengkaji lebih jauh terhadap rencana Pembangunan KIK.
Aku anak pesisir, lahir besar dan menghabiskan banyak waktu dalam keseimbangan alam Pantai Selatan.
Leave a comment