KUPAS KOLOM: Program Tidak Nyambung Hanif Dhakiri Bikin Jokowi Dongkol

Kantor pusat Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Indonesia (stock)
Kantor pusat Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Indonesia (stock)

Oleh Jajang Nurjaman

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) memiliki beberapa program yang jika dibacakan kepada khalayak publik akan terasa enak didengar. Sebut saja program peningkatan kapasitas kelembagaan pelatihan kerja dan produktivitas.

Jika dibaca sekilas, program atau kegiatan yang diklaim Menaker untuk peningkatan kapasitas kelembagaan, serta meningkatkan produktivitas. Publik bisa terbius bahkan mungkin berdecak kagum sambil mengacungkan jari jempol kepada Hanif Dhakiri, Menteri Ketenagakerjaan.

Namun jangan salah, program di atas hanyalah manis di judul saja. Pada kenyataannya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan jauh dari semangat nama programnya, alias tidak nyambung.

Bagaimana tidak nyambung? Judul programnya peningkatan kapasitas kelembagaan serta produktivitas, namun yang dijalankan justru membeli mobil. Nah lho, dari sini pembaca mulai sedikit dongkol dan mencoba untuk ber-husnudzon (berbaik sangka).

Mungkin saja, pembelian mobil ini guna menopang program pegawai Kemenaker di lapangan, agar lebih gesit dan gerak cepat dalam menjalankan tugasnya. Tapi sayang, tanpa bermaksud memanas-manasi pembaca kegiatan yang dijalankan (pembelian mobil) ini memang tidak nyambung dengan nama programnya.

Pembelian mobil ini diperuntukkan bagi pimpinan balai latihan kerja industri Kemenaker yang berlokasi di Aceh. Adapun uang Negara yang disiapkan untuk mobil pejabatnya menteri Hanif Dhakiri ini sebesar Rp 393 juta ini untuk satu unit.

Kelakuan pejabat Kemenaker ini bikin hati mengkal. Jangankan kita sebagai rakyat biasa, Presiden Jokowi saja pernah mengkal juga alias dongkol gara-gara ulah Hanif Dhakiri dengan program-program ngawurnya.

Masih ingat kan? Bagaimana murkanya Jokowi melihat program pemulangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dengan anggaran Rp 3 miliar. Nama programnya begitu mulia namun sayang dalam pelaksanaan kegiatannya sangat tidak nyambung dan bikin ngelus dada.

Karena dari uang Rp 3 miliar, biaya untuk pemulangan TKI dihabiskan Rp 500 juta, sisanya sebesar Rp 2,5 miliar habis untuk rapat dalam kantor, rapat luar kantor, rapat koordinasi, perjalanan daerah, ATK (alat tulis kantor), dan lain-lainnya. Jadi pantas ya, kalau kita dongkol, orang Jokowi saja sampai marah kok.

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*