Komite Sekolah SMA Negeri 1 Depok Pungut Rp.1,5 Juta Per Siswa Untuk Perpisahan Kelas XII

DEPOK (KM) – Menjelang masuknya tahun ajaran baru, sudah menjadi hal yang lumrah jika pihak sekolah baik dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK mengadakan semacam kegiatan perpisahan untuk kelas akhir yang akan meninggalkan almamater sekolahnya untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Kegiatan perpisahan tersebut merupakan bentuk kegiatan pilihan yang sejak awal tahun ajaran baru sudah ditawarkan pihak sekolah untuk disepakati dengan wali murid dan sepenuhnya akan diatur dan dikelola pelaksanaannya oleh komite sekolah, termasuk sumber anggaran yang akan digunakan dalam kegiatan tersebut.
SMA Negeri 1 Depok yang berada di Jalan Nusantara-Depok adalah di antara sekolah negeri yang juga akan menyelenggarakan acara perpisahan tersebut. Dalam wawancaranya dengan wartawan kupasmerdeka.com, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Depok mengakui pihaknya akan mengadakan kegiatan perpisahan sekolah kelas XII yang rencananya akan dilaksanakan di Hotel Bumi Wiyata, Jalan Margonda Raya Depok.
“Jadi hanya kegiatan siswa saja di Bumi Wiyata, soalnya repot ngawasinnya dan bentuk acaranya juga seremonial saja,” ujar Supyana, kepala sekolah SMA Negeri 1 Depok.
Lebih lanjut ia menjelaskan kalau program kegiatan perpisahan tersebut karena atas permintaan anak-anak yang akan lulus sekolah dan program tersebut sempat ditiadakan dalam pembahasan dengan wali murid pada awal tahun ajaran baru lalu.
“Awal tahun ajaran sudah saya tawarkan, namun ditolak karena orang tua merasa keberatan dan akhirnya kegiatan tersebut dicoret dalam program acara kegiatan sekolah,” jelas Supyana.
“Namun menjelang akhir tahun ajaran ada permintaan dari anak-anak untuk diadakan acara perpisahan, dan saya hanya memfasilitasi saja, semua diserahkan sepenuhnya kepada pihak komite, karena saya tidak berwenang mengelolanya,” lanjutnya.
Terkait besaran dana yang dipungut ke setiap siswa adalah sebesar Rp. 1,5 juta dan itu setelah melalui rapat komite dengan para orang tua murid.
“Untuk anggaran itu urusan komite dan orang tua, saya gak tahu menahu, kan komite yang rapat dengan orang tua, setelah ada kesepakatan ya sudah, untuk rapatnya juga disini dan disaksikan anak-anak,” tegas Supyana.
“Kalau dari anak itu hitungannya 1,5 juta dan itu hanya untuk 300 siswa, sementara ada dua kelas yang tidak tercover karena tidak mampu, jadi itu ada semacam subsidi silang, ya komite cari dana di luar melalui proposal untuk tambahan biaya buka puasa bersama dan kegiatan lain dan dimasukkan ke situ semua anggarannya,” jelasnya lagi.
“Jadi total jumlah siswa yang mengikuti kegiatan sebanyak 360 siswa dan tidak ada yang keberatan dengan hal itu karena memang anak-anak ini sudah terbiasa melakukan kegiatan itu seperti bakti sosial, santunan anak yatim, ada pasar murah, ya banyak lah semua ada di kegiatan itu,” pungkas Supyana menutup sesi wawancara.
Reporter: Sudrajat, Indra Falmigo
Editor: HJA
Leave a comment