Stabilkan Harga Hewan Kurban, Konsumen dan Peternak Minta Perhatian Pemerintah

Peternak domba di Tegal, Karyono (dok. KM)
Peternak domba di Tegal, Karyono (dok. KM)

TEGAL (KM) – Sudah tidak aneh lagi jika momen Idul Adha yang berlangsung setiap tahun adalah saat yang dinanti para pebisnis hewan kurban karena harga jual hewan yang dipastikan melambung tinggi. Sementara nasib peternak itu sendiri masih biasa saja karena kurang mendapat sorotan dan perhatian dari pemerintah.

Di situasi ekonomi yang kurang stabil ini, tidak sedikit konsumen yang mengeluhkan harga beli dan merasa “terpaksa” membeli hewan kurban dengan harga tinggi sementara kualitasnya biasa-biasa saja. “Ya mau gimana lagi mas, namanya juga buat ibadah ya diikutin saja,” ujar warga Lenteng Agung yang enggan disebut namanya saat menuturkan pengalamannya beberapa waktu lalu.

“Mestinya hal seperti ini juga menjadi perhatian pemerintah supaya bisa diatur agar harga hewan kurban tidak melambung, ini kan untuk ibadah, mestinya dipermudah dan diringankan,” lanjutnya.

Panjangnya mata rantai peralihan hewan kurban dari peternak hingga ke tangan konsumen ditambah masih tingginya harga pakan dan biaya perawatan ternak memang menjadi problem tersendiri yang terus berulang.

Karyono, seorang peternak domba yang ditemui kru KM di rumahnya menuturkan bahwa dirinya baru 2 tahun memelihara domba dari mulai memiliki 1 ekor domba dan kini sudah mulai dapat hasil dari pemeliharaan dombanya itu. “Kemarin sempat mencapai jumlah 30-an ekor, lalu terjual untuk hewan kurban, sekarang masih ada sekitar 20-an ekor lagi,” ujar Karyono saat diwawancarai di sela-sela acara hajatan pernikahan anaknya.

Warga Desa Jati Mulya, Kabupaten Tegal ini kembali menuturkan jika harga jual domba tidak berbeda seperti waktu biasanya. “Kalau yang laki bisa 2 sampai 3 juta per ekor, yang betina paling cuma 800 ribu sampai 1,5 juta tergantung umur dan beratnya,” jelasnya.

“Ini juga baru ada yang lahiran lagi mas ada 7 ekor dari 3 biang yang lahiran di hari yang sama. Ada yang lahir 4 ekor ada yang 2 dan 1 ekor,” lanjutnya dengan wajah yang sumringah.

Saat ditanya soal pengelolaan kotoran dombanya, Karyono menjelaskan jika kotoran domba tersebut ada yang mengambil.

“Biasanya ada yang ambil untuk pupuk, cuma 2 hari ini karena di rumah lagi ada hajatan jadi belum ada yang ambil,” jelasnya singkat.

“Mengenai perawatan di sini memang tidak terlalu sulit karena masih banyak lahan tidur jadi rumputnya banyak,” katanya menjawab pertanyaan kru KM.

Selain Karyono, masih ada tiga orang lagi yang beternak domba di wilayahnya. “Domba saya yang paling sedikit mas dibanding mereka,” pungkasnya tanpa menyebutkan ketiga peternak lainnya tersebut.

Saat ditanya tentang harapannya ke depan, ia menjawab santai. “Harapannya agar harga pakan hewan ternak bisa lebih murah supaya harga jual ke konsumen tidak memberatkan,” tutupnya.

Reporter: Sudrajat
Editor: HJA

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*