Perhimpunan Al Irsyad Datangkan Ulama Yordania, Dalami Perbedaan Antara Islam ASWAJA dengan Takfir

Suasana saat tabligh akbar
Suasana saat tabligh akbar "Perbedaan Antara Ahlus Sunnah wal Jamaah dan Jamaah Takfir" yang digelar oleh Perhimpunan Al Irsyad di Masjid Raya Islamic Center, Jakarta Utara, 16/7 (dok. KM)

JAKARTA (KM) – DPP Perhimpunan Al Irsyad menggelar kajian dan tabligh akbar di Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, Koja, Jakarta Utara dengan tema “Perbedaan Antara Alhus Sunnah Wal Jamaah dan Jamaah Takfir”, yang dihadiri kurang lebih seribu jamaah, dan menghadirkan ulama asal Yordania, Dr. Syaikh Ali Hasan bin Abdul Hamid Al Halaby Al Atsary.

Tema tersebut mendalami fenomena ekstremisme dan terorisme yang telah mencoreng dunia Islam, serta alasan kenapa fenomena tersebut berkembang.

Menurut Syaikh Ali Hasan, sikap ekstrem timbul karena semangat yang berlebihan yang menimbulkan fanatisme yang berlebihan pula, dan mengatakan bahwa mereka “perlu diingatkan sebagai sesama Muslim.”

Adapun menurut ulama Yordania itu, untuk mencegah menyebarnya faham ekstrem seperti ISIS atau DAIS di kalangan umat Islam, khususnya generasi muda, perlu dibentuk wadah pendidikan agama yang benar agar anak muda tidak mudah termakan “propaganda media kafir”.

Suasana saat tabligh akbar "Perbedaan Antara Ahlus Sunnah wal Jamaah dan Jamaah Takfir" yang digelar oleh Perhimpunan Al Irsyad di Masjid Raya Islamic Center, Jakarta Utara, 15/7 (dok. KM)

Suasana saat tabligh akbar “Perbedaan Antara Ahlus Sunnah wal Jamaah dan Jamaah Takfir” yang digelar oleh Perhimpunan Al Irsyad di Masjid Raya Islamic Center, Jakarta Utara, 15/7 (dok. KM)

Ia juga menuturkan bahwa pemikiran ISIS “sangat berbahaya”.

“Karena ISIS itu berbeda dengan kaum Muslimin, ISIS itu sangat berbahaya bagi kaum Muslimin di dunia… Ahlus Sunnah Wal Jamaah dalam mengajarkan agama tidak dengan pemaksaan dalam menjalankan kepada umatnya, sedang jamaah takfir dalam mengajarkan agama dengan pemaksaan dan kekerasan, bahkan sampai pembunuhan apabila tidak mau mengikuti kehendaknya. Itulah perbedaan Ahlus Sunnah Wal Jamaah dengan Jamaah takfir,” katanya.

“Ahlus Sunnah Wal Jamaah dalam ajarannya penuh dengan keimanan dan ketakwaan hanya kepada Allah SWT, tidak ada paksaan apalagi kekerasan. Sedangkan jamaah takfir selalu dengan kekerasan, bahkan diperintahkan untuk membunuh yang berbeda dengannya dan diwajibkan bom bunuh diri dan menteror apabila ada kelompok yang berbeda dengan keyakinannya, dan ini tak ada bedanya dengan ISIS, [yang berada] di luar ajaran Allah yang penuh kasih sayang sesama umatnya,” jelas Syaikh Ali Hasan.

Reporter: Agung, Mury
Editor: HJA

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*


KUPAS MERDEKA
Privacy Overview

This website uses cookies so that we can provide you with the best user experience possible. Cookie information is stored in your browser and performs functions such as recognising you when you return to our website and helping our team to understand which sections of the website you find most interesting and useful.