Hanura Tetap Pada Opsi 20-25% untuk Ambang Batas Pencalonan Presiden

JAKARTA (KM) – Proses perdebatan yang begitu panjang terkait ambang batas pencalonan Presiden atau Presidential Threshold di DPR kini memasuki pembahasan akhir yakni sidang paripurna untuk menyatukan visi dan misi dari masing-masing fraksi di DPR RI.

“Pembahasan di paripurna ini tentu melalui mekanisme dan tahapan-tahapan yang harus kita lalui, yang kedua sikap Partai Hanura tentu sebagai fraksi pendukung Pemerintah, maupun sikap fraksi untuk menatap kehidupan politik nasional ke depan tentu sudah memiliki opsi yang akan dipilih,” jelas anggota Komisi III DPR dari Partai Hanura Dossy Iskandar Prasetyo, Kamis 20/7 sebelum memasuki sidang paripurna DPR.

Adapun dari sejumlah opsi yang diperdebatkan di DPR, pihaknya akan mendukung sikap pemerintah yakni menetapkan ambang batas itu pada angka 20-25%. “Berkaitan dengan bagaimana sikap Hanura untuk pililihan Presidential Threshold, Hanura sudah memastikan pada pilihan 20-25%, itu adalah opsi yang kita pilih. Soal pembicaraan masing-masing fraksi saya tidak tahu, tapi di Hanura sudah bulat, dan solid menentukan pilihan,” tandas Dossy.

Terkait dengan sikap PAN dan PKB yang tidak setuju dengan pengajuan pemerintah itu, Dossy mengatakan bahwa partai-parti pendukung pemerintah sebaiknya “tetap konsisten”.

“Saya rasa ini bagian dari komunikasi politik ya. Itu terus dilakukan penjajakan, kita mengingatkan pada teman-teman yang bermitra denga sesama partai politik yang mendukung Pemerintah kita berharap tetap konsisten di jalur apa yang menjadi pilihan kita itu, itu terus. Saya insya Allah yakin bahwa akan selesai tapi sebagai mekanisme harus ditempuh,” tegasnya.

“Ada reasoning kenapa kita harus memilih opsi itu, salah satunya, kita ingin dan sudah sepakat sistem Pemerintahan yang dipilih itu sistim pemerintahan yang kuat, maka sistem pemerintahan Presidensial yang kuat, itu menjadi pilihan untuk menjalankan tugas-tugas Negara untuk kesejahteraan Rakyat, itu yang kita pilih,” jelasnya.

Reporter: Indra Falmigo
Editor: HJA