Teater Keanehan Arab Saudi VS. Qatar

U.S. President Donald Trump dances with a sword as he arrives to a welcome ceremony by Saudi Arabia's King Salman bin Abdulaziz Al Saud at Al Murabba Palace in Riyadh, Saudi Arabia May 20, 2017 © Jonathan Ernst / Reuters
(dok. Jonathan Ernst/Reuters)

Oleh: Hasan J.A. Disarikan dari “Najdi Gang Cuts off Ties with Qatar” (Crescent International)

Baru saja beberapa minggu yang lalu, para penguasa Arab bercengkerama dalam ketundukan mereka terhadap bos besar mereka, Donald Trump. Tapi sekarang, mereka siap berperang satu sama lainnya.

Selamat datang di teater keanehan! Dipimpin oleh Bani Saud, sejumlah rezim Arab seperti boneka Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir dan satu dari tiga pemerintahan di Libya, ditambah pemerintahan Yaman dari sang buron di pengasingan, Abd Rabbuh Mansur Hadi, mereka semua memutus semua hubungan diplomatis dengan Qatar, negara kecil nan makmur di pantai barat Teluk Persia, pada Senin 5 Juni lalu.

Apa dosa Qatar? Saudi menuduh mereka sebagai pendukung terorisme. Namun, seperti apa? Arab Saudi adalah pabrik teror sedunia. Hampir semua kelompok teroris dimanapun di dunia ini memiliki hubungan dengan Saudi.

Dosa Qatar yang sebenarnya adalah mendukung Ikhwanul Muslimin yang ditarget oleh Saudi, Mesir dan Emirat.

Selain itu, Qatar menolak untuk menandatangani “Deklarasi Riyadh” yang menggelikan itu, yang diajukan oleh Saudi di hadapan para penguasa negara Muslim pada akhir Mei lalu saat Donald Trump berkunjung. Deklarasi ini adalah sebuah tindakan perang terhadap Republik Islam Iran.

Sebagaimana biasanya para pangeran Saudi, mereka berkata bahwa para pemimpin negara Muslim itu telah mendebatkannya secara rinci sebelum mereka mengumumkannya. Masalahnya, diskusi ini tidak pernah terjadi, dan banyak pemimpin negara Muslim malah merasa kaget setelah membaca tentang deklarasi ini di media!

Untuk mempertegas aksinya, Menteri Pertahanan Saudi Mohammed bin Salman mengumumkan bahwa pihaknya telah mengeluarkan Qatar dari koalisi pimpinan Saudi yang tengah memerangi rakyat Yaman. Qatar selama ini memainkan peranan yang kecil dalam konflik itu, tapi Saudi juga tidak mencapai apa-apa, dengan atau tanpa Qatar.

Bagi Qatar, kekhawatiran mereka bukan saja dari isolasi diplomatis tapi juga karena mereka menerima lebih dari 80 persen pasokan makanan mereka melalui Arab Saudi. Sekarang, semua jalur itu telah ditutup.

Sementara itu, Iran mengumumkan bahwa mereka bersedia membantu negara tetangganya itu dan mengirimkan pasokan makanan ke sana. Turki juga menegaskan persekutuannya dengan Qatar, dan mengirimkan ribuan tentara ke pangkalan militernya di Qatar untuk “menjaga keamanan”.

Perselisihan antara Arab Saudi dan Qatar sekali lagi telah mengungkap sikap plin-plan dari para penguasa Arab. Dewan Kerjasama Teluk yang didominasi oleh Arab Saudi kini terpecah: di satu sisi ada Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain, dan di sisi lain ada Qatar, Oman dan, bisa dikatakan juga, Kuwait. Tentunya kelompok kedua ini tidak sebanding dengan Saudi karena kantong mereka yang begitu tebal, tapi perselisihan ini menunjukkan betapa menggelikannya persaingan mereka itu.

Tingkah laku mereka tidak lain seperti anak-anak TK.

Dan lagi, Saudi hanya menggali kubur mereka sendiri lebih dalam.

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*


KUPAS MERDEKA
Privacy Overview

This website uses cookies so that we can provide you with the best user experience possible. Cookie information is stored in your browser and performs functions such as recognising you when you return to our website and helping our team to understand which sections of the website you find most interesting and useful.