Kades Sukaharja Santoso: Linmas dalam Sudut Pandang Nawacita
Kades Sukaharja, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Santoso, yang juga merupakan ketua Paguyuban Linmas Kabupaten Bogor, menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap lembaga Perlindungan Masyarakat (LINMAS) yang peranannya penting untuk menjaga keamanan masyarakat, khususnya di desa. Ia menyandingkan agenda prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo, yaitu Nawa Cita, dengan realitas LINMAS di masa kini. Berikut surat terbukanya:
Nawacita 1: “MenghadirÄ·an kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara Indonesia yang dilandasi rasa keadilan”
Hal ini ternyata hanya slogan buat linmas itu sendiri, kenapa? Karena kebanggaan dirinya tidak pernah tercermin pada keluarganya, adakah anak-anak dari linmas mau dan siap meneruskan pekerjaan seperti bapaknya sekarang, tidak seperti anak dokter yang bangga akan jadi dokter, anak guru yang akan menjadi guru, anak polisi yang akan jadi polisi, anak pengusaha yang menjadi pengusaha, dan seterusnya. Dalam pekerjaan Linmas, tak ada kebanggaan untuk itu, dan negara harus hadir untuk itu.
Nawacita 2: “Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya”
Pemerintah absen dalam hal pengurusan linmas, karena sampai saat ini keberadaan linmas itu hanya dipakai obyek penderita, yaitu bila dibutuhkan mereka dipanggil dan diperkerjakan, dan bila tidak dibutuhkan mereka melepaskannya, serta dilupakan, akhirnya mereka bingung untuk cari pekerjaan lain. Menyedihkan, mulai saat ini pemerintah harus serius untuk mengurus linmas dan meningkatkan kemampuan serta pelatihan dalam perlindungan masyarakat dan bisa juga dipersiapkan untuk perlindungan bela negara. Dengan kata lain, pemerintah masa lalu tak pernah serius mengurus linmas itu, dimana banyaknya ormas terbentuk dan lahir tanpa terkendali sehingga banyak ormas-ormas yang terprogram lahir di seluruh wilayah NKRI, dan banyak benturan dengan
pihak keamanan, karena ketidakpedulian pemerintah masa lalu kepada linmas. Zholim kah pemerintah?
Nawacita 3: “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat jati diri linmas di desa-desa, perlu adanya restorasi baru linmas kedepan, yang implementasinya harus jelas buat kesejahteraan linmas itu sendiri. Pemerintah harus hadir di tengah keberadaan linmas itu sendiri, sehingga ada kebanggaan pada keluarga besar linmas. Insya Allah putra-putri linmas ada yang bisa jadi pemimpin di desa, atau di negeri ini. Cintai Linmas Dengan Segala Solusinya .
Nawacita 4 : “Menolak negara lemah dengan melakukan repormasi sistim dan penegakan hukumyang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya”
Untuk itu mulai tahun 2016, daripada uang negara tidak jelas dan raib entah kemana tak jelas arah, pemerintah sebaiknya anggarkan Rp. 1 trilyun per tahun untuk tunjangan linmas di 70.542 desa sehingga pemerintah benar hadir di tengah linmas itu sendiri.
Nawacita 5: “Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program Indonesia Sejahtera…”
Dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019, kami atas nama ketua paguyuban linmas kabupaten Bogor sangat mendukung semua rencana besar pemerintah untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia dan di dalam Linmas dan keluarga besarnya yang selalu siap bela negara, kapanpun itu!
Nawacita 6: “Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa bangsa Asia lainnya”
Keberadaan linmas akan hadir untuk mengawal dan mengamankan peningkatan produktifitas masyarakat di wilayah dimana mereka berada.
Nawacita 7: “Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor sektor strategis”
Linmas akan selalu hadir di dalam pengawalan ekonomi rakyat diwilayah dimana sektor strategis itu berada, linmas siap kapanpun bila dibutuhkan dengan dibekali keterampilan dan pelatihan yang sudah diprogram oleh pemerintah.
Nawacita 8: “Melakukan revolusi mental dan karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proposional aspek pendidikan seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cintah tanah air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan”
Untuk revolusi mental, para pemimpin negeri harus segera mengembalikan lagi keberadaan linmas yang sangat amat dibutuhkan masyarakat. Walau saat itu linmas kurang diperhatikan pada pemerintah masa lalu, ayo kerja dan linmas siap kerja, itu motto negeri ini.
Nawacita 9: “Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang dialog antar warga”
Disini linmas selalu hadir dalam menciptakan suasana kondusif wilayah dimana ruang dialog itu terjadi. Pada prinsipnya linmas menjaga suasana lebih aman, insya Allah. CINTAI LINMAS DENGAN SEGALA SOLUSINYA, INSYA ALLAH NEGERI AMAN DAN TENTRAM, DAN LINMAS SIAP BELA NEGARA.
Leave a comment