Perbaikan Komunikasi Publik Istana Dinilai Sebuah Langkah Maju

Keterangan Foto : Pakar komunikasi politik Universitas Airlangga, Dr. Suko Widodo, Minggu (04/05/2025) (Dok : Hari Setiawan Muhammad Yasin/KM)

JAKARTA (KM) – Gaya komunikasi dari Istana Negara dalam merespons isu-isu publik dinilai mulai menunjukkan perbaikan.

Hal ini terlihat dari penanganan insiden pemadaman listrik di Bali pada Jumat (2/5), di mana Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, kini mulai intens tampil langsung sebagai juru bicara Presiden

Pakar komunikasi politik Universitas Airlangga, Dr. Suko Widodo, menyebut perubahan ini sebagai langkah maju, terutama terlihat dari penanganan insiden pemadaman listrik di Bali pada 2 Mei 2025.

Pemadaman yang terjadi jelang Hari Raya Kuningan menimbulkan keresahan luas. Namun pemerintah bergerak cepat. Mensesneg Prasetyo Hadi tampil sebagai juru bicara resmi Presiden, menyampaikan informasi tidak hanya lewat rilis, tetapi juga video percakapan langsung dengan Dirut PLN.

“Langkah ini memberikan kesan bahwa negara hadir dan tanggap. Publik tidak dibiarkan menebak-nebak; mereka diberi informasi langsung dari pusat kekuasaan, dengan gaya komunikasi yang jelas dan tidak bertele-tele,” ujar Dr. Suko, Sabtu (3/5).

Respons cepat dan visual ini dianggap menegaskan kehadiran negara di tengah krisis. Publik tidak dibiarkan berspekulasi, melainkan diberi penjelasan langsung dari pusat kekuasaan.

“Ini menandai arah baru komunikasi Istana. Bukan sekadar klarifikasi, tapi juga bentuk penghormatan terhadap hak publik atas informasi,” jelasnya.

Ia menambahkan, di era keterbukaan informasi, publik tak bisa lagi dilayani dengan gaya komunikasi lama yang berjarak dan teknokratis. Kejelasan teknis yang didukung komunikasi publik yang terkoordinasi memperlihatkan bahwa pemerintah, dalam hal ini Istana dan kementerian terkait, tidak hanya bekerja—tetapi juga mampu menjelaskan secara langsung dan rasional kepada masyarakat.

“Di era digital kita butuh komunikasi publik yang transparan, cepat, dan terkoordinasi. Masyarakat membutuhkan kehadiran negara yang tidak hanya responsif, tetapi juga komunikatif dan terbuka,” lanjutnya.

Selain Mensesneg, ia juga menyoroti peran Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Angga Raka Prabowo, yang dalam penanganan media massa yang dinilainya semakin terkoordinasi. Hal ini terlihat dari diselenggarakannya sesi wawancara on the record Prabowo dengan jurnalis senior secara spontan di Hambalang beberapa waktu lalu.

“Dengan ini respon antar-lembaga dalam hal komunikasi terasa lebih terarah dan tidak saling lempar tanggung jawab. Pemerintah tampil sebagai satu suara, menjelaskan fakta-fakta secara utuh dan bertanggung jawab,” terangnya.

Ke depan, menurut dia, pola seperti ini seharusnya tidak hanya muncul saat krisis dan menjadi standar baru pemerintah.

“Pemerintah yang baik tidak hanya mampu bekerja dengan efisien, tetapi juga menjelaskan apa yang dikerjakan dan mengapa, dengan cara yang jujur, manusiawi, dan tanpa jargon,” pungkasnya.

Reporter: HSMY

Editor: Drajat

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*


KUPAS MERDEKA
Privacy Overview

This website uses cookies so that we can provide you with the best user experience possible. Cookie information is stored in your browser and performs functions such as recognising you when you return to our website and helping our team to understand which sections of the website you find most interesting and useful.