25 Siswa SMK Sandikta Ikuti Kelas Industri Selama 4 Bulan di Berbagai Perusahaan

BEKASI (KM) – Pendidikan kejuruan di Indonesia terus mengalami perkembangan pesat dalam beberapa dekade terakhir. Salah satu inovasi yang tengah menjadi perhatian adalah penerapan kelas industri di SMK Sandikta. Program ini menggabungkan teori dengan praktik langsung di dunia industri, sehingga mampu mengubah paradigma pendidikan vokasi secara menyeluruh.
Reformasi pendidikan yang diterapkan dalam sistem pendidikan vokasional telah membawa perubahan signifikan bagi SMK. Sekolah kejuruan kini tidak lagi hanya menjadi pilihan alternatif bagi siswa yang tidak melanjutkan pendidikan tinggi, tetapi juga sebagai lembaga yang mencetak tenaga kerja terampil dan siap bersaing di dunia industri. Kelas industri hadir sebagai solusi inovatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus membekali siswa dengan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Kepala SMK Sandikta, Dr. Heru Priatna, M.Pd, menjelaskan bahwa kelas industri merupakan program yang bertujuan untuk mengintegrasikan teori yang diajarkan di sekolah dengan pengalaman langsung di dunia kerja.
“Program kelas industri ini berlangsung dari 1 Februari hingga 1 Mei 2025, dengan melibatkan 25 siswa dari tiga jurusan, yaitu Akuntansi, Bisnis Digital, dan Manajemen Perkantoran,” ujar Heru pada Kamis (13/3/2025).
Ia juga menambahkan bahwa selain mengikuti ujian sekolah, seluruh siswa kelas XII SMK Sandikta juga menjalani program unggulan ini.
Heru menegaskan bahwa program kelas industri bertujuan memberikan pengalaman kerja langsung bagi siswa, sehingga mereka tidak hanya memahami teori di kelas, tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan industri.
Untuk mendukung program ini, SMK Sandikta menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan, di antaranya PT Ramayana Lestari Sentosa Pondok Gede, PT Matahari Department Store, PT Madu Nusantara, PT Toga Nusantara, dan PT Obion Jakarta.
Melalui kemitraan ini, siswa mendapatkan kesempatan untuk melakukan magang, praktik kerja, dan bahkan bekerja paruh waktu di perusahaan mitra. Ini menjadi pengalaman berharga bagi mereka sekaligus membantu membangun jaringan profesional sejak dini.
Menurut Heru, kelas industri memberikan banyak manfaat bagi siswa SMK Sandikta. Beberapa di antaranya:
- Pengembangan keterampilan praktis – Siswa dapat mengasah keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja, seperti penggunaan perangkat lunak, pengelolaan bisnis digital, hingga administrasi perkantoran.
- Peningkatan soft skills – Mereka juga belajar kemampuan komunikasi, kerja tim, dan penyelesaian masalah secara mandiri.
- Pemahaman lebih dalam tentang dunia kerja – Dengan pengalaman langsung, siswa dapat lebih mengenal industri yang mereka minati, sehingga dapat merencanakan karier mereka dengan lebih baik.
- Meningkatkan motivasi belajar – Siswa menjadi lebih bersemangat karena melihat keterkaitan antara pelajaran di sekolah dengan dunia nyata. Ini juga dapat mengurangi angka putus sekolah di SMK.
Heru menambahkan bahwa peran industri dalam pengembangan kelas industri sangat krusial. Selain memberikan tempat untuk magang, perusahaan mitra juga membantu menyusun kurikulum agar sesuai dengan standar dunia kerja.
“Melalui kerja sama dengan industri, kami memastikan bahwa lulusan SMK Sandikta memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja,” ujar Heru.
Selain itu, industri juga berkontribusi dalam bentuk bantuan peralatan, fasilitas, serta pendampingan bagi siswa dan guru. Dukungan ini memperkaya sumber daya pendidikan kejuruan dan meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK Sandikta.
Meski memiliki banyak manfaat, implementasi kelas industri juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah menjalin kemitraan dengan perusahaan yang sesuai dengan jurusan yang tersedia di SMK. Selain itu, tidak semua sekolah memiliki sumber daya yang cukup, seperti fasilitas dan dana untuk transportasi siswa ke lokasi magang.
Untuk memastikan keberlanjutan program ini, Heru memberikan beberapa rekomendasi:
- Penguatan Kemitraan – Sekolah, pemerintah, dan industri harus terus memperluas jaringan kerja sama agar semakin banyak siswa yang bisa mengikuti kelas industri.
- Peningkatan Sumber Daya – Perlu ada dukungan dari pemerintah dan sektor swasta dalam bentuk pendanaan, fasilitas, serta pelatihan bagi guru dan siswa.
- Evaluasi Berkala – Program ini harus terus dievaluasi agar tetap sesuai dengan perkembangan industri dan kebutuhan pasar kerja.
Lebih lanjut, Heru menekankan bahwa kelas industri tidak hanya bertujuan untuk membekali siswa dengan keterampilan kerja, tetapi juga sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasional secara keseluruhan.
“Melalui kemitraan yang solid dengan industri, kami berusaha memberikan pendidikan yang lebih relevan, praktis, dan sesuai dengan tuntutan dunia kerja saat ini maupun masa depan,” harapnya.
Dengan pengembangan program kelas industri yang lebih luas, Indonesia diharapkan mampu mencetak tenaga kerja yang lebih terampil dan siap menghadapi persaingan global.
Reporter: ****rwn
Editr: rso
Leave a comment