Koordinator BEM Se Bogor, Hanif Abdullah: PJ Bupati Bogor Bachril Bakri Tidak Becus Tangani RLS dan Pendidikan

Bogor (KM) – Koordinator BEM se Bogor Raya, Hanif Abdullah, menilai pernyataan PJ Bupati Bogor, Bachril Bakri, yang mengaitkan rendahnya rata-rata lama sekolah (RLS) dengan keberadaan pondok pesantren, telah melukai perasaan para kiai dan santri di Kabupaten Bogor.
Menurut Hanif, sebagai pemimpin sementara yang ditunjuk oleh Kemendagri dan bukan asli orang Bogor, Bachril Bakri seharusnya lebih berhati-hati dalam berbicara, terutama mengenai pendidikan keagamaan. Ia menegaskan bahwa Kabupaten Bogor memiliki banyak pesantren, baik salafiyah maupun modern, yang menjadi bagian dari budaya dan tradisi masyarakat setempat.
Pernyataan PJ Bupati tersebut, lanjut Hanif, telah memicu kemarahan para pimpinan pesantren, santri, serta para pemuda dan mahasiswa yang memiliki latar belakang pendidikan pesantren.
“Jangan menyalahkan pondok pesantren sebagai penyebab rendahnya RLS di Kabupaten Bogor. Seharusnya pemerintah daerah mencari solusi dengan merangkul pesantren yang belum memiliki sekolah formal, sehingga para santri bisa mendapatkan pendidikan formal tanpa meninggalkan pendalaman ilmu agama,” tegas Hanif pada Senin (3/2).
Ia mempertanyakan apakah pernyataan Bachril Bakri muncul karena ketidakmampuannya dalam menurunkan angka RLS di Kabupaten Bogor. Menurutnya, bukan keberadaan pesantren yang menyebabkan tingginya angka RLS, melainkan kurangnya keseriusan Pemkab Bogor dalam mencari solusi konkret untuk permasalahan ini.
Oleh karena itu, Hanif mendesak PJ Bupati dan Pemkab Bogor untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan pendidikan di daerah tersebut.
“Jika PJ Bupati dan Pemkab Bogor tidak segera memberikan klarifikasi terkait anggapan bahwa pesantren menjadi penyebab rendahnya RLS, kami bersama mahasiswa, santri, kiai, dan masyarakat Bogor akan menggelar aksi demonstrasi di Gedung Tegar Beriman,” ujarnya.
Reporter : Ki Medi
Editor: rso
Leave a comment