Tragedi Gizi Buruk di Bogor, Aliansi BEM Se Bogor Kritik Kinerja Pemkab

Bogor (KM) – Kasus gizi buruk kembali mencuat di Kabupaten Bogor setelah meninggalnya Ahmad Maulana, anak berusia delapan tahun asal Parung Panjang, akibat gizi buruk dan infeksi paru-paru. Tragedi ini menjadi sorotan dan memicu kritik tajam terhadap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, yang sebelumnya mengklaim bahwa angka stunting di daerah tersebut telah mengalami penurunan signifikan.
Koordinator Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Sebogor (BSB), Hanif Abdullah, menilai bahwa kejadian ini merupakan tamparan keras bagi Pemkab Bogor. Ia mempertanyakan validitas klaim penurunan angka stunting yang disampaikan oleh Pejabat Bupati Bogor, Bachril Bakri, dalam laporan kinerja triwulan I di Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Itjen Kemendagri) RI di Jakarta.
“Apakah angka penurunan stunting hingga 20% itu hanya sekadar data di atas kertas? Kenyataannya, masih banyak anak di Kabupaten Bogor yang menderita gizi buruk,” tegas Hanif.
Menurutnya, kasus Ahmad Maulana sudah diketahui sejak ia berusia 1,2 tahun, tetapi tidak ada intervensi nyata dari pemerintah hingga akhirnya ia meninggal dunia. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai keseriusan Pemkab Bogor dalam menangani kasus gizi buruk dan stunting di wilayahnya.
“Jangan sampai kasus serupa terus terjadi, bahkan hingga ada lagi balita atau anak-anak yang meninggal akibat stunting dan gizi buruk. Padahal pemerintah pusat sedang fokus pada program makan bergizi,” lanjut Hanif.
Lebih lanjut, ia menyoroti ironi bahwa Presiden Prabowo Subianto, yang saat ini sedang berupaya meningkatkan program ketahanan pangan dan gizi nasional, justru berasal dari Kabupaten Bogor, tetapi persoalan gizi buruk di daerah tersebut belum juga terselesaikan.
“Seharusnya Pemkab Bogor merasa malu jika tidak serius menangani masalah gizi buruk dan stunting, apalagi di daerah asal Presiden,” ujarnya.
Hanif juga mendesak Pemerintah Kabupaten Bogor dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait untuk lebih serius dalam menangani stunting dan gizi buruk, bukan sekadar menampilkan data penurunan angka, tetapi benar-benar memastikan bahwa masalah ini tuntas.
“Kami, Aliansi BEM Sebogor, akan terus mengawal isu gizi buruk dan stunting ini hingga benar-benar terselesaikan dan tidak ada lagi anak yang menjadi korban,” pungkasnya.
Reporter : Ki Medi
Editor: rso
Leave a comment