Ini Cara Dinkes Kota Bogor Tangani Stunting di Setiap Posyandu
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mengungkap cara penangan dan pencegahan stunting di setiap posyandu di setiap wilayah yang ada di Kota Bogor.
Katim Pembinaan dan Pelayanan Gizi, Desy Triwahyuni mengatakan, untuk di posyandu yang ada di Kota Bogor setiap bulannya balita ditimbang untuk mengetahui balita ini masuk dalam kategori stunting atau tidak.
“Kalo misalkan ada diketahui status gizi kurang baik, maka balita akan dirujuk ke Puskesmas dan dilakukan validasi kembali dengan alat alkometri dengan yang standar,” ucapnya.
“Jika benar stunting akan dirujuk ke rumah sakit melalui dokter spesialis anak. Disitu akan dilakukan pemeriksaan, kemudian kalau membutuhkan PKMK, maka dokter spesialis anak akan meresepkan obat dan diambil di puskesmas,” sambungnya.
Tidak hanya balita, di posyandu juga dilakukan dilakukan pengecekan kepada ibu hamil. Yang mana itu merupakan salah satu upaya untuk pencegahan stunting.
“Karena 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), disitulah periode emas untuk keberlangsungan perkembangan anak. Di posyandu ada ibu bidan terus diberikan edukasi juga oleh ibu-ibu kader,” katanya.
Menurutnya, bagaimana nanti menjaga kehamilan dan kemudian pada saat mempunyai balita dapat memberikan asi yang eksklusif. Sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak akan optimal.
“Ibu-ibu kader memantau ibu-ibu hamil, jika ada ibu hamil kurang gizi kronis akan diberikan PMT pemulihan melalui Puskesmas, dengan dibantu oleh ibu kader, mulai dari distribusi dan pengawasannya,” imbuhnya.
Sementara, pencegahan stunting tidak hanya dilakukan untuk ibu hamil maupun balita, akan tetapi pencegahan stunting bisa dilakukan pada remaja putri.
“Supaya nantinya diharapkan pada saat dia menikah sudah siap secara psikologis, mental dan kesehatan nantinya dia bisa melahirkan anak-anak yang sehat yang pertumbuhannya tidak terganggu,” jelasnya.
“Di posyandu remaja itu kita melakukan pengukuran penimbangan mengukur INT, supaya melihat apakah remaja ini gizinya baik atau gizi kurang atau obesitas,” sambungnya.
Dilanjutkan Katim Pembinaan dan Pelayanan Gizi, jika nanti anak remaja putri tersebut setelah dilakukan pengecekan kedapatan gizi kurang baik maka akan diberikan tablet tambah darah yang diminum satu minggu satu kali.
Pada kesempatan ini, ia mengatakan upaya untuk penanganan stunting bukan hanya oleh Dinkes saja, melainkan lintas sektor dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Bogor.
Dengan begitu, Desy berusaha akan melakukan upaya semaksimal mungkin untuk percepatan penurunan stunting di Kota Bogor agar kedepannya tidak ada stunting baru.
“Harapan kita zero stunting. Mudah-mudahan kolaborasi tetap berjalan semakin harmonis dan masyarakat di Kota Bogor menjadi masyarakat sehat dan cerdas,” katanya.
Advertorial
Leave a comment