Kolom : Menepi Sejenak, Belajar Filosofi NGOPI

D. Supriyanto Jagad N - Sekjen DPP PWRI, Penikmat Kopi

Kolom oleh: D. Supriyanto Jagad N *)

Perhelatan pesta demokrasi telah usai. Diantara kita, yang kemarin berbeda cara pandang politik dan berbeda pilihan kita sudahi. Semua pihak harus menerima apa pun hasil pemilihan presiden sebagai hasil pilihan rakyat dan wujud kedaulatan rakyat. Yang menang maupun yang kalah bisa bersikap patut dan menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Yang menang jangan jumawa, yang kalah legawa, setelah Pemilu kembali bersatu. NgoPi [Ngolah pikiran]

NGOPI, dalam falsafah budaya jawa, memiliki arti ngolah pikiran yakni mempunyai cara pikir yang baik. Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup hendaklah dihadapi dengan pola pikir yang baik, tidak mudah berburuk sangka pada sesama, termasuk dalam mensikapi hasil pilpres dan dinamika politik yang terjadi saat ini.

Kita perlu belajar filosofi NGOPI

Kopi itu identik dengan rasanya yang pahit tapi bisa ditambahkan dengan gula yang rasanya manis (legi, dalam bahasa Jawa). Legi artinya legowo neng ati, segala hal yang telah ditakdirkan oleh Yang Maha Kuasa harus diterima dengan lapang dada dan juga tidak mudah emosi terhadap segala apa pun. Dalam konteks pilpres, pihak yang kalah hendaknya legowo, dalam menerima kekalahan

Agar kopi itu manis ditambahkan dengan gulo (gula) yang memiliki arti gulangane roso, manusia hidup saling berdampingan di bumi. Mempunyai teman, tetangga, saudara yang beraneka ragam wataknya sehingga harus pandai mengendalikan perasaan agar seimbang. Kita bersama-sama membangun bangsa ini, berdampingan tanpa harus terbebani oleh persoalan-persoalan politik yang membuat konflik sehingga lupa membangun. Kepentingan bangsa dan negara harus lebih diutamakan.

Alangkah indahnya demokrasi kita jika setiap pemilihan di negeri ini, khususnya di ajang Pilpres kita bisa menjaga harmoni dari berbagai pihak. Kewajiban kita menjaga keharmonisan bangsa. Dinamika politik yang berlangsung dalam Pilpres tidak menjadikan kita terpecah belah, bahkan justru semestinya menjadi perekat persaudaraan kebangsaan yang berlandaskan pada persatuan dan kesatuan di bawah Pancasila.

Tebu. Sudah pasti tahu kan kalau gula itu terbuat dari tanaman tebu yang dalam bahasa Jawa artinya antep neng kalbu, ketika semuanya seimbang maka akan mendapatkan ketenangan hati. Bangsa ini akan tercipta harmoni yang indah, ketika hati kita tenang, Jauh dari rasa dendam, benci, iri hati.

Cangkir. Semua bahan yang diperlukan dalam membuat kopi dimasukkan dalam cangkir artinya nyangkangne pikir yakni menguatkan pikiran dengan optimis dalam segala usaha. Membangun optimisme untuk Indonesia yang lebih baik.

Jangan takut menghadapi tantangan, jangan takut menghadapi hambatan. Kita semua harus bekerja keras untuk negara kita agar apa yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa bisa kita wujudkan bersama-sama.

Wedang. Setelah itu kopi diseduh dengan air panas jadilah wedang artinya wejangan kang marahi padang, terimalah nasehat dari siapa pun baik dari orang yang lebih tua dari kita atau bahkan usianya lebih muda. Untuk membangun Indonesia ke arah yang lebih baik, harus mau menerima kritik dan saran untuk perbaikan. Jangan alergi dan anti kritik.

Udek. Tahap selanjutnya kopi diaduk, dalam bahasa Jawa namanya di udek artinya usahane ojo nganti mandek. Mempersiapkan rencana dengan detil, kemudian berani mengeksekusi. Kalau kebanyakan pertimbangan, rencana apapun tidak akan sampai pada tataran implementasi.

Rencana hebat Anda hanya akan jadi omong kosong bila tidak dieksekusi. Lebih baik bila Anda merealisasikan sesuatu tanpa perencanaan – meskipun barangkali tidak sempurna, ketimbang punya rencana hebat tapi tak dieksekusi.

Sendok. Alat untuk mengaduk kopi yakni sendok artinya sendenno marang kang duwe kautaman, setelah melakukan usaha yang maksimal jangan lupa untuk berserah diri, pasrahkan semuanya pada Yang Maha Kuasa.

Adem. Jangan terburu-buru langsung meminumnya tunggulah sebentar hingga rodok adem yakni ati digowo lerem, hati menjadi tenang setelah berserah diri.

Seruput. Terakhir, silakan kopi diseruput dalam bahasa Jawa artinya sedoyone rubedo bakal luput. Setelah melalui apa yang dituturkan tadi maka akan selamat dari godaan maksudnya.

*) Sekjen DPP PWRI, Penikmat Kopi

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*