Hati- hati Dampak Bahaya Lisan di Ruang Publik

Kolom oleh : Abdul Hajad*)

Menjaga lisan menjadi sangat penting diera keterbukaan informasi sekarang ini. Dunia maya, media sosial menjadi sangat ideal untuk mengadu domba orang perorang juga antar kelompok golongan.

 

Sudah seharus kita bisa memfilter dan menjaga komunikasi kita diruang-ruang publik seperti media sosial agar tidak menimbulkan polemik dan kontroversi dikemudian hari.

 

Karena dampaknya akan sangat besar bisa negatif yaitu mudhorot, hoax, dan fitnah, ini bisa jadi dosa jariyah. Namun bisa juga positif yaitu kebaikan yang menyebar dan memotivasi banyak orang untuk menduplikasi.

 

Lisan tidak bertulang. Jika lisan digunakan untuk kebaikan maka akan banyak manfaat yang ditimbulkan. Namun sebaliknya jika digunakan untuk keburukan maka kemudhorotan yang ada sangat besar.

 

Barang siapa yg beriman kepada Allah dihari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam (Al hadits).

 

Hendaklah lisan digunakan untuk hal-hal baik seperti berzikir kepada Allah SWT. Orang Soleh dan wali wali Allah sangatlah menjaga lisannya ketika berada diruang publik.

 

Hati orang yang baik akan terlihat dari apa yang keluar dari mulutnya. Apabila apa-apa yang keluar dari mulutnya kebaikan insya Allah orang tersebut orang baik namun sebaliknya jika apa-apa yang keluar dari mulutnya adalah kebencian dan buruk sangka bisa dipastikan orang tersebut berhati tidak baik.

 

Teko akan mengeluarkan sesuai dengan isi. Tidak mungkin teko yang berisi air putih mengeluarkan kopi, sirup dan minuman berwarna lain pasti yang keluar adalah air putih.

 

Jangan bicara hal-hal yang belum kita ketahui secara utuh dan benar agar tdk menimbulkan fitnah dan kemudhorotan.

 

Hindari pembicaraan dan komunikasi yang sifatnya abu-abu alihkan topik pada percakapan bermutu yang dapat menambah wawasan baik dalam ilmu agama maupun umum.

 

Lisan bisa menjadi titik awal permusuhan, perpecahan dan perperangan.

 

Namun lisan juga bisa merajut perdamaian persatuan dan kebersamaan diantara kita.

 

Maka jangan sampai kita keliru menggunakan lisan ini. Harus bisa memilih dan memilah untuk berkata dalam berkomunikasi tidak asal bunyi karena dampaknya membahayakan.

 

Hal ini jadi sangat penting dan harus dimiliki terutama untuk para tokoh publik, seperti pejabat, aparat dan pemuka agama harus mampu menjaga perasaan publik dalam berkata.

 

Mari gunakan lisan untuk berkata-kata yang baik. Kata kata yg bermanfaat karena akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT nanti kelak diakhirat.

 

Dalam Al Qur’an surat An Nur ayat 24, “Sesungguhnya seorang hamba berkata tanpa berfikir bisa menjerumuskannya pada neraka”. Wallahu’alam.

 

 

*) – Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Parungpanjang

 

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*