Titik Core Drill Yang Ditentukan Dinas Penyedia Selalu Ajukan Banding, PPK Kab Bekasi Lakukan Ketegasan
Bekasi (KM) Terkait proyek pengaspalan jalan dengan judul kegiatan “Pemeliharaan Jalan Berkala Karang Satria-Indoporlen Kecamatan Tambun Selatan ” dikerjakan PT. Khansa Bersaudara yang menghabiskan dana 1 milyar menggunakan Anggaran APBD Tanun 2024 Kabupaten Bekasi itu, sudah melaksanakan pengambilan sampel yang dilakukan tim petugas (core drill) Dinas Sumber Daya Air Bina Marga Bina Kontruksi (DSDABMBK) Kamis, (25/7/2024) jadi pertanyaan.
Pasalnya, di enam titik hasil pengambilan sampel Core drill pihak penyedia selalu mengajukan banding disetiap titik yang sudah diberikan tanda per beberapa meter oleh Dinas SDABMBK.
Dari jumlah 6 titik core drill terdapat masing-masing ukuran memiliki ketebalan 6,5 – 9,5 cm. Sedangkan untuk spesifikasi harus 10 Cm.
Maka dari itu, pihak penyedia melakukan banding untuk core drill dengan jarak per sepuluh meter dari titik sebelumnya.
Namun, hasil banding pihak penyedia inginkan terdapat 7 – 12,5 cm, ada yang melebihi ukuran spesifikasi 10 cm.
Sementara, dari keseluruhan total 12 titik mengambilan sampel core drill, menurut Dede Chairul Kepala Bidang Bina Marga waktu, dari hasil 12 sisi nanti hasilnya kita hitung lagi
Saat dimintai tanggapan soal pemesanan pihak penyedia mengurangi 1 cm masing-masing item gelaran aspal AC-BC dan AC-WC, Dede mengatakan, ya buat kita tinggal lihat realnya aja, kan ada hasil core drill berapa ukurannya,”katanya kepada awak media
Soal penge-sup inisial JHT, yang menjanjikan penyedia tidak akan ada potongan karena kedekatan dirinya kepada pihak Dinas, Dede pun membantah. Memang penge-sup siapa, emang dia yang menentukan. ‘Engga Ngaruh’ kita bisa buktikan nanti, kalau memang kurang ada potongan atau di perbaiki.
Ketika ditanya mengenai dukungan Asphalt Mixing Plant (AMP) yang upload pihak penyedia di etalase E-katalog bukan surat dukung AMP dari Permata Hasianaku, ia juga menjelaskan, itu urusan antara penyedia dengan AMP kita tidak intervensi apa-apa.
“Itu perjanjian kerja sama meraka jadi kita engga ada urusan, bisa dipertanyakan ke pihak meraka, mungkin waktu bikin kesepakatan ketika mau bekerja beda selisih harga,” kilahnya. .
Pada waktu lalu Yohanes mengatakan, sebenarnya kita mau pakai AMP paesa melalui rekan kami yang biasa mengerjakan kegiatan di Kota Bekasi, segala kebutuhan matrial aspal pihaknya sanggup, namun dia tidak berani kalau untuk urusan lapangan karena engga paham kondisi di wilayah Kabupaten Bekasi.
“Sehingga, akhirnya kita coba menanyakan hal itu ke Pak dede, di arahkan lah pakai Penge-sup JHT, “ucap Yohanes waktu lalu.
Sebelumnya, Ketua Komunitas Peduli Bekasi (KPB) Yanto Purnomo menegaskan, ini cara pola permainan saling mencari ke untungan. Karena keinginan pemesanan pihak penyedia masing-masing gelaran penebalan di kurangi 1 cm, panjang 454 m lebar 5 m dan gelaran penebalan 0,08 untuk kumulatif harusnya 408,6 ton.
Sedangkan, untuk jumlah mobilisasi pengangkut bahan aspal yang dibawa kelokasi yang di pesan penge-sup JHT hanya berjumlah 11 truk, AC-BC 6 mobil dan AC-WC 5 mobil dengan masing-masing berat timbangan matrial aspal 30 atau 31 ton per mobilnya,” ungkap Yanto.
Jika diakumulasi, lanjut Yanto, gelaran penebalan untuk Lapisan Aspal bawah menggunakan AC-BC, volume Panjang 454 M X Lebar 5 M X Penebalan 0,06 untuk kebutuhan tonase yang tergelar 306,45 ton, bila mengurangi Lapisan Aspal Bawah 1 cm untuk penebalan dasar permintaan penyedia menjadi 5 Cm, berarti kumulatif 255,375 ton
Dan untuk Lapisan Aspal Atas AC-WC kalau volume Panjang 454 M Lebar 5 M Penebalan 4 Cm, harusnya 204,3 ton, karna permintaan penyedia di kurangi 1 cm lagi menjadi 3 cm,
153,225 ton. Artinya secara keseluruhan total tonasa terpasang yang di pesan penyedia ke penge-sup JHT harus 408,6 ton,” jelas Yanto.
Namun kenyataannya, dari 11 mobil damtruk yang dateng kelokasi di hitung masing-masing membawa berat timbangan matrial aspal 31 ton saja permobil, kalau dihitung cuma hanya 341 ton yang di pesan Penge-sup JHT.
Makanya di saat melakukan core drill pihak penyedia selalu mengajukan banding setiap beberapa titik, diduga banyak yang menyimpang dengan sudah ditentukannya titik di bagian tebal oleh pihak penge-sup dan penyedia, agar mendapatkan ukuran ketebalan yang sudah ditentukan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) yaitu 10 CM,”cetus yanto.
Kalau lebih dari spesifikasi 10 cm ketebelan aspal mencapai 12 cm, masih lanjut yanto menjelaskan, itu temuan yang harus dilakukan pemeriksaan, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) harus bisa tegas dan proporsional agar meminta invoice pemesanan matrial aspal kepada penge-sup.
Yanto juga mendesak Inspektorat maupun Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) melakukan pemeriksaan,” tegasnya.
Reporter: Den
Leave a comment