Konflik Agraria, Warga Desa Sukamulya Rumpin Kembali Demo

BOGOR (KM) – Ratusan warga Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, kembali melakukan aksi pasang spanduk penolakan atas klaim tanah oleh TNI AU Cq. LANUD Atang Sanjaya (ATS) terhadap tanah-tanah milik warga, Jum’at (12/7).

Menurut ketua Forum Masyarakat Desa (FMD) Sukamulya, Junaedi, pasukan dari Lanud ATS mulai terus melakukan upaya pendudukan lahan warga di Kp. Parigi, Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Diketahui, lahan tersebut merupakan lahan hak milik masyarakat yang tercatat atas nama Kwan Shyntia dengan Nomor SHM 98 dan 100 Sukamulya yang sedang dilakukan pemagaran.

Masih menurut Junaedi, bahwa Atas klaim tanah seluas 1000 Ha di Desa Sukamulya Rumpin oleh TNI AU LANUD ATS, masyarakat yang merasa memiliki tanah sejak turun temurun dengan berbagai alas hak sudah mengadukan ke berbagai pihak termasuk kepada Kepala Staf Presiden (KSP).

“Masyarakat Desa Sukamulya Rumpin sudah mengadukan permasalahan tersebut kepada beberapa instansi, mulai dari Pemkab Bogor, Kemenhan, Kemenkeu, ATR/ BPN sampai DPR RI dan Kepala Staft Presiden (KSP). Namun dilapangan, sikap personil ATS terus melakukan upaya penekanan terhadap warga, salah satunya dari pelarangan penerbitan sertifikat sampai pelarangan kegiatan pembangunan serta upaya pendudukan lahan,” jelas Jun.

Dirinya menambahkan bahwa pihaknya sudah berusaha untuk menahan diri agar tidak terjadi bentrok fisik dilapangan atas konflik agraria tersebut. Namun apabila pelarangan dan pendudukan terus dilakukan oleh personil dilapangan, tidak menutup kemungkinan akan membangkitkan kemarahan dari warga.

“Sudah dua hari ini personil ATS melakukan pendudukan lahan di Kp. Parigi. Padahal sebelumnya kami sudah sampaikan, jika ada yang perlu didiskusikan, dipersilahkan untuk mengatur jadwal bertemu, namun di tempat yang netral seperti kantor-kantor pemerintahan ataupun di BPN”. Tutur Jun.

“Warga sudah merasa jengah dengan tindakan personil ATS dilapangan yang kerap melakukan tindakan intimidasi,
FMD maupun pemerintah Desa masih berusaha menahan agar masyarakat tidak melakukan upaya sendiri atau menghindari terjadinya benturan di lapangan selama hal ini masih bisa dikomunikasikan. Tapi jika situasi terus berkelanjutan, tidak menutup kemungkinan akan ada mobilisasi masyarakat ke lokasi pendudukan lahan oleh personil ATS”. Ujarnya. (Septiawan)

Komentar Facebook

2 Comments

  1. Turut prihatin atas kejadian ini, mungkinkah akan terjadi berikutnya kewilayah tanah kami yang jauh dari kejadian ini kerna mereka yang selalu berkuasa di atas orang2 yg lemah seperti kami walau itu tanah hasil jerih payah orang tua bahkan sudah membelinya akankah sperti itu dgn cara merampas.

  2. Turut prihatin atas kejadian ini, mungkinkah akan terjadi berikutnya kewilayah tanah kami yang jauh dari kejadian ini kerna mereka yang selalu berkuasa di atas orang2 yg lemah seperti kami walau itu tanah hasil jerih payah orang tua bahkan sudah membelinya akankah sperti itu dgn cara merampas.

Leave a comment

Your email address will not be published.


*