BUMN Bermasalah, Mampukah Pemerintahan Prabowo Atasi?

JAKARTA (KM) – Ekonom Senior Faisal Basri menyoroti kerugian yang dialami oleh beberapa BUMN, termasuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), sebagai akibat dari BUMN dipaksa bekerja melampaui kapasitasnya. Faisal mengaitkan kerugian ini dengan proyek-proyek besar yang dilaksanakan tanpa perencanaan matang semasa Presiden Joko Widodo.

“Kita lihat WIKA rugi karena Whoosh kan, kalau semua model kaya gini, farma sakit, semua karya sakit, ini karena dibebani melampaui kemampuannya,” kata Faisal, Kamis (18/7).

Ia menambahkan bahwa kerugian besar yang dialami WIKA dan BUMN lainnya disebabkan oleh proyek-proyek yang dilaksanakan tanpa perencanaan matang. Faisal menyebut masalah dalam BUMN sebagai bom waktu yang diwariskan Jokowi kepada presiden terpilih Prabowo Subianto.

“Bom-bom waktunya mulai meledak satu persatu, sekarang saja sudah mulai meledak, Wika sudah teriak,” ucapnya, dikutip dari kedaipena.com.

Faisal juga menduga masalah yang timbul akibat proyek kereta cepat akan menjalar ke PT Kereta Api Indonesia (KAI). Menurutnya, KAI saat ini masih bertahan hanya karena adanya suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) dari pemerintah.

“Maksimal 5 tahun itu nyerah dia, kalau 5 tahun tidak diselesaikan ya KAI yang bangkrut, makanya harus diambil alih sama negara, nanti setiap tahun akan ada uang APBN untuk nyuntik kereta cepat itu,” tandasnya.

Sebagai informasi, WIKA dilaporkan rugi Rp7,12 triliun sepanjang tahun 2023, dengan kerugian bersih yang membengkak 11.860 persen dari kerugian Rp59,59 miliar di tahun 2022. Beban lain-lain WIKA naik 310,16 persen menjadi Rp5,40 triliun, sementara beban keuangan meningkat 133,70 persen menjadi Rp3,20 triliun di tahun 2023.

Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito menyebut bahwa selain tingginya beban bunga dan lain-lain, penyebab besarnya kerugian WIKA sepanjang tahun 2023 adalah PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). PSBI, anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, menggenggam mayoritas saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebesar 60 persen, dengan WIKA sebagai salah satu pemegang saham PSBI dengan kepemilikan 38 persen saham.

Reporter: rso

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*