Direktur PEPS: Pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia Soal Investasi Xinyi Patut Diduga Bohong
JAKARTA (KM) – Direktur Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan menyoroti pernyataan Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia terkait dengan investasi Xinyi Group di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau.
Bahlil sebelumnya mengatakan bahwa investasi Xinyi sebesar USD11,8 miliar akan menciptakan 35.000 lapangan kerja.
Anthony menilai pernyataan Bahlil itu tidak benar alias bohong. Ia merujuk pada benchmark internasional yang menunjukkan bahwa setiap investasi satu juta dolar AS akan menciptakan lapangan kerja rata-rata 19 orang. Untuk sektor energi solar panel, angkanya bahkan lebih tinggi, yaitu sekitar 16,37 lapangan kerja per satu juta dolar AS.
Di Indonesia, Anthony memperkirakan bahwa jumlah lapangan kerja per 1 juta dolar AS investasi akan lebih besar lagi, yaitu sekitar 20 orang. Dengan demikian, investasi Xinyi sebesar USD11,8 miliar seharusnya menciptakan 236.000 lapangan kerja baru.
“Berdasarkan analisis, dua kemungkinan yang bisa menjelaskan pernyataan Bahlil. Kemungkinan pertama adalah investasi Xinyi tidak sebesar yang digembar-gemborkan. Kemungkinan kedua adalah Bahlil sengaja memanipulasi angka lapangan kerja untuk membuat investasi Xinyi terlihat lebih menguntungkan,” katanya.
Anthony menilai bahwa pernyataan Bahlil yang tidak sesuai dengan fakta ini dapat menimbulkan dampak negatif.
“Salah satunya adalah masyarakat akan kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah. Selain itu, pernyataan ini juga dapat menurunkan daya saing Indonesia di mata investor asing,” jelasnya, Selasa (19/9).
Oleh karena itu, Anthony meminta Bahlil untuk memberikan penjelasan yang lebih transparan terkait investasi Xinyi.
”Pemerintah harus melakukan evaluasi terhadap proses perizinan investasi di Indonesia agar tidak terjadi lagi manipulasi data,” pungkasnya.
Reporter: Mso
Editor: redaksi
Leave a comment