Polda DIY Rilis Kinerja Tahun 2022            

Foto bersama jajaran Polda DIY dan media pada di Hotel Merapi - Merbabu, Sabtu ( 31/12/2022)

Sleman (KM) – Polda DIY Menggelar Jumpa pers dengan awak media di Hotel Merapi – Merbabu, Sabtu ( 31/12).Dalam acara tersebut sekaligus Polda DIY merilis kinerja selama periode tahun 2022. Jumlah kejahatan diklaim menurun, meski dalam rinciannya sebagian mengalami kenaikan.

Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo memaparkan, angka kasus kejahatan sepanjang 2022 sebanyak 4.710 kasus turun 3,6 persen dibanding 2021 yang sebanyak 4.886 kasus.

Berdasarkan data paparan, indeks kejahatan di 2022 sebagian memang turun. Pencurian dengan kekerasan (Curas) tahun 2022 sebanyak 33 kasus turun 29,76 persen dari tahun lalu 47 kasus. Pembunuhan di 2022 sebanyak 11 kasus turun 56 persen dari tahun lalu 25 kasus.

Sementara itu di sisi lain kasus pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) di 2022 sebanyak 175 kasus, naik 76,77 persen dari tahun lalu 99 kasus. Kasus narkoba di 2022 sebanyak 601 kasus naik 14,04 persen dari tahun lalu 527 kasus.

Sedangkan untuk kecelakaan lalu lintas 2022 sebanyak 6.530 kasus naik dari tahun lalu 5.350 kasus. Tapi jumlah kasus korban meninggal turun, dari 452 tahun lalu menjadi 406 pada 2022 ini. Pelanggaran lalu lintas mengalami peningkatan dari 29.615 kasus tahun lalu, menjadi 46.429 tahun ini.

“Masih banyak kekurangan pelaksanaan tugas keamanan kepolisian. Ke depan kekurangan akan diperbaiki, lebih baik lagi,” paparnya.

Kapolda menyampaikan permohonan maaf atas kinerja yang belum maksimal. Polda DIY akan melakukan perencanaan, evaluasi, serta analisa terhadap kinerja yang dilakukan secara periodik. Baik di tingkat Polda, Polres/Polresta, maupun Polsek.

Polda DIY juga juga akan melibatkan pakar untuk memberikan masukan dari sisi akademis, serta melakukan silaturahmi kepada masyarakat untuk mendapatkan masukan.

“Kami moho maaf atas kinerja yang belum optimal. Masukan-masukan ini [dari akademisi dan masyarakat] menjadi sarana support untuk mengembangkan organisasi di Polda DIY. Sehingga mampu memberikan pelayanan bagi masyarakat,” ucapnya.

Sementara itu Sosiolog dari UGM, Arie Sujito mengatakan untuk menyelesaikan masalah kejahatan dan keamanan polisi perlu bekerjasama dengan banyak pihak. Seperti masyarakat, perguruan tinggi, organisasi masyarakat, dan lembaga lainnya. Perguruan tinggi menurutnya perlu diajak menjadi bagian yang juga harus bertanggung jawab terkait keamanan.

“Kami mendorong kolaborasi ini lebih pada edukasi konflik. Yang terjadi di beberapa tempat seperti Babarsari, tempat-tempat lain ada ketegangan. Jangan gampang digeser pada isu identitas etnis, ini bukan problem etnis, ini problem struktural,” tutur Arie.

Reporter:  Arifin

Editor: Redaksi

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*


KUPAS MERDEKA
Privacy Overview

This website uses cookies so that we can provide you with the best user experience possible. Cookie information is stored in your browser and performs functions such as recognising you when you return to our website and helping our team to understand which sections of the website you find most interesting and useful.