Jelang Tahun Baru Imlek, Produsen Kue Keranjang Kebanjiran Order
Yogyakarta (KM) – Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, produsen kue keranjang disibukkan dengan permintaan yang meningkat, seperti salah satunya Sulistyowati (77) di Jalan Tukangan, Tegalpanggung Danurejan. Pesanan kue keranjang datang silih berganti terutama dua minggu sebelum Tahun Baru Imlek.
“Menjelang satu minggu ini meningkat. Permintaan bisa (meningkat) 50 persen,” ucap Sulistyowati, ditemui media kupasmerdeka.com di sela produksi kue keranjang, Senin (16/1).
Dia menyebut dalam sehari rata-rata memproduksi sekitar 200 kue keranjang. Setiap produksi kue keranjang dia membutuhkan sekitar 75 kg tepung ketan dan 75 kg gula pasir. Untuk menjaga kualitas rasa kue keranjang, Sulistyowati menggunakan bahan ketan yang berkualitas.
“Saya dari beras (ketan) digilingkan. Beras (ketan) beli yang bagus (kualitasnya),” imbuhnya.
Sulistyowati meneruskan pembuatan kue keranjang yang dirintis ayahnya Siauw Boen Tjaw seorang pendatang dari Tiongkok sekitar 65 tahun lalu. Sebagai generasi kedua, kini dia dan adiknya Sianywati (74) hanya memproduksi kue keranjang bermerk Lampion itu ketika menjelang Imlek. Biasanya sekitar 2 minggu sebelum Tahun Baru imlek.
“Hanya menjelang Imlek. Sehari 200. Pesanan sebagian dari luar Yogyakarta seperti Magelang, dan dari Yogya. Ada yang luar pulau seperti Lampung,” tuturnya.
Dalam pembuatan kue keranjang dia masih mempertahankan takaran resep dan cara memasak orangtunya dulu. Misalnya untuk mengukus kue keranjang masih menggunakan kompor minyak tanah. Menurutnya untuk mengukus kue keranjang membutuhkan api yang stabil seperti dari kompor minyak tanah. Diakuinya kini minyak tanah sulit dan mahal, tapi tetap dipertahankan untuk menjaga mutu dan rasa kue keranjang.
“Kalau kue keranjang api harus ajek stabil. Pakai kompor minyak saja ditunggu harus tiap jam ditambah (minyak tanah) biar api ajek,” paparnya.
Pernah Sulistyowati mencoba mengukus dengan kompor gas. Namun adonan kue keranjang bisa naik semua karena api kompor gas terlalu besar. Dari segi rasa juga mempengaruhi karena rasanya berbeda dibandingkan saat dimasak dengan kompor minyak tanah.
Kue keranjang tersebut dijual seharga Rp 46.000/kilogram. Setiap satu kilogram kue keranjang ada yang berisi 5 kue, 4 kue, 3 kue , 2 kue dan 1 kue, tergantung dari berat setiap kue. Kue keranjang itu berwarna coklat dan teksturnya kenyal mirip seperti dodol, tapi tidak lembek.
Menurutnya kue keranjang berbentuk bulat artinya bersatu. Sedangkan kue keranjang rasanya manis dengan harapan pada Tahun Baru Imlek bisa terasa manis atau lebih baik.
“Seperti Idul Fitri merayakan Tahun Baru Imlek dengan saudara-saudara dan sembahyang leluhur,”katanya.
Rep: Arf
Editor: Red1
Leave a comment