Lantunan Kidung Panembahan Eling Karuhun Iringi Prosesi Sedebu-7 Komunitas Kaldera

DEPOK (KM) – Perkumpulan Komunitas Seni dan Budaya yang tergabung di Taman Kaldera kembali mengadakan kegiatan rutin tahunan Sedekah Bumi (Sedebu) yang ke-7 pada hari Sabtu, 22 Oktober 2022, bertempat di sekretariat Rumah Cinta Wayang (Cinwa) di Jalan Setu Jajar 1, Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Kota Depok.

Penyelenggaraan Sedebu yang sudah menginjak tahun ke-7 ini mengusung tema “Menari bersama Sedebu” dan berkolaborasi dengan berbagai sanggar budaya lainnya.

Dalam pelaksanaannya, Sedebu 7 menampilkan berbagai pertunjukan seni budaya yang menarik dan mengedukasi, seperti pertunjukkan Wayang Potehi oleh Rumah Cinta Wayang, Gamelan, Fashion Show “Ratna Batik”, penampilan seni tari dari Sanggar Duta Budaya asuhan Bunda Rita dan Abah Sudarsono, serta Flash Mob yang turut diikuti panitia acara.

Dalam momen tersebut juga diadakan lomba mewarnai wayang sebagai bentuk edukasi dan pengenalan seni budaya wayang kepada generasi muda. Tak hanya itu, seperti tahun-tahun sebelumnya kegiatan Sedebu ke-7 ini juga melakukan prosesi larung benih ikan ke Setu Jatijajar.

Beda dengan pelaksanaan Sedebu tahun-tahun sebelumnya, prosesi larung benih ikan kali ini diiringi dengan ritual khusus yang dipandu langsung oleh Ki Romo Sepuh atau Pangeran Suling yang diawali dengan pembacaan Selawat Fatih, Surat Alfatihah, Sholat Ghaib untuk menghantarkan doa kepada arwah para leluhur, serta melantunkan Kidung Panembahan Eling Karuhun dan dilanjutkan dengan pelarungan benih ikan.

Berdasarkan pemaparan dari Ki Romo, beliau memaknai kegiatan Sedebu ini sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, beliau juga menyampaikan harapannya agar kegiatan seperti ini dapat membuat generasi muda lebih cinta lagi terhadap alam.

“Saya berharap supaya generasi penerusnya lebih mencintai alam sekitarnya dan lebih menghargai para leluhur, jangan sekali kali melupakan sejarah” ujar Ki Romo saat diwawancara Kupasmerdeka.com usai memimpin acara ritual Sedebu (22/10).

Rita, pemilik sanggar Duta Budaya, dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa sanggar tari yang dipimpinnya itu memanfaatkan bahan-bahan yang dapat didaur ulang sebagai alat atau kostum menarinya. Ia pu mengaku turut merasakan manfaat dari kegiatan Sedebu yang membuat dirinya lebih bersemangat dalam menggali tari tradisional. Karenanya Ia berharap agar semakin banyak pelaku seni khususnya seni tradisional yang bergabung.

Keterangan foto: Prosesi Larung Benih Iman oleh peserts Sedebu .(Dok.KM)

“Semoga pelaku seni tradisional semakin banyak yang bergabung, karena saya ikut ini dari tahun 2016, akhirnya saya jadi lebih bersemangat menggali tari tradisional, bersemangat bisa dan selalu dilibatkan dalam Sedebu,” paparnya.

Dwi Woro Retno Mastuti, pimpinan Rumah Cinta Wayang yang juga merupakan tuan rumah sekaligus pelopor kegiatan Sedebu, berharap agar kegiatan Sedebu dapat terus berlanjut, terlebih Ia menganggap kegiatan ini sebagai kegiatan merdeka belajar.

“Harapan saya terus berlanjut karena sebetulnya kegiatan ini saya anggap merdeka belajar. Bagaimana memaknai kesenian seni budaya oleh seluruh lapisan warga, ya katakanlah di Jatijajar dan adik-adik muda ini turut membangun bangsa melalui budaya ini,” tuturnya.

Reporter : Elok, Alfa, Bagas

Editor : Sudrajat

Advertisement
Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*


%d bloggers like this: