Pendekar Banten Korda Serang Tuntut Menteri Investasi Minta Maaf Terkait Istilah “Pencak Silat” yang Dikaitkan dengan Pengusaha Nakal
SERANG (KM) – Sebuah video yang diunggah di YouTube yang menampilkan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadahlia membuat insan pencak silat Provinsi Banten marah lantaran menyamakan pengusaha nakal dengan istilah “pencak silat” atau “tukang pencak silat”.
Sekretaris Korda II Persatuan Pendekar Persilatan Seni Budaya Banten Kabupaten Serang Medi Subandi menyatakan keberatan serta menyayangkan pernyataan Bahlil Lahadahlia itu.
“Untuk itu saya meminta kepada Menteri Bahlil segera mengklarifikasi dan mencabut pernyataannya serta meminta maaf kepada seluruh warga pencak silat se tanah air baik secara langsung maupun melalui media sosial,†terang Medi Subandi saat jumpa pers dengan kupasmerdeka.com kemarin 14/8.
Medi mengaku sangat menyayangkan kenapa Bahlil sebagai seorang menteri “menghina serta merendahkan” pencak silat yang merupakan budaya asli bangsa Indonesia. Â
“Selain itu pencak silat merupakan olah raga yang sudah mampu mengangkat nama bangsa Indonesia dengan merebut 14 medali emas pada Asian Games 2018,†ujar Medi.
“Kami warga pencak silat yang selama ini tenang dan nyaman, dibuat gaduh oleh pernyataan seorang menteri. Kami sangat mengecam bahkan siap turun ke jalan dengan pernyataan yang menyamakan pencak silat dengan pengusaha nakal itu. Mereka marah karena pencak silat tidak dihormati, dihina dan dilecehkan,” lanjut Medi.
Maka dari itu, Korda II Pendekar Banten Kabupaten Serang akan melayangkan somasi kepada Menteri Investasi tersebut apabila dalam waktu dekat ini tidak menyatakan permohonan maaf.
Seperti yang dilihat dalam video YouTube, Menteri Investasi/ Kepala BKPM Bahlil Lahadahlia menyatakan diluncurkan sistem perizinan online terpadu atau Online Single Submission (OSS) berbasis risiko oleh Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan transparansi perizinan.
Bahlil membeberkan bahwa dengan adanya OSS maka para pengusaha nakal yang diistilahkan Bahlil sebagai “tukang pencak silat atau kungfu” tidak bisa lagi bermain-main.
“Jadi (OSS) ini memudahkan betul, tidak perlu lagi ketemu-ketemu pejabat terlalu banyak, selama dia benar, jangan pengusaha pencak silat. Kalau pengusaha pencak silat, kungfunya banyak pasti harus ketemu karena harus luruskan kungfu-kungfunya itu,” kata Bahlil dalam webinar beberapa waktu lalu.
Bahlil mengatakan bahwa OSS ada untuk membantu pengusaha-pengusaha dalam mengurus izin berusaha secara baik dengan memangkas birokrasi, biaya, waktu, dan menciptakan transparansi.
“Kalau pengusaha tukang kungfu nggak bisa barang ini. Nah kita kan tukang kungfu juga dulu, jadi kita tahu. Nah yang baik-baik aja ini barang. Pengusaha yang pencak silatnya banyak wajib kita tahan, supaya jangan membuat masalah di negara ini,” lanjut Bahlil.
Dia menerangkan bahwa tidak semua pengusaha itu baik, pengalamannya memimpin di Kementerian Investasi, para pengusaha ini memiliki kreativitas yang tinggi dalam menghadapi regulasi atau aturan yang ada.
“Kami di Kementerian Investasi ini antara regulasi dan intuisi pencak silat nya sahabat-sahabat lama saya itu harus berimbang karena kalau tidak, kreativitas pencak silat ini lebih tinggi daripada regulasi kekinian. Jadi kungfunya itu betul-betul kita harus mampu mendeteksi secara dini,” tambah Bahlil.
Reporter: Acun Sunarya
Editor: MSO
Leave a comment