Korban Bullying di SMAN 6 Tanjungbalai Masih Tunggu Jawaban dan Tindakan dari Pihak Sekolah

TANJUNGBALAI (KM) – “S”, seorang siswa kelas XII SMAN 6 Kota Tanjungbalai telah tiga tahun mengalami penindasan atau bullying dari teman sekolahnya, mulai dari ancaman sampai penganiayaan sejak kelas X. Hal tersebut diungkapkan ibunya kepada awak media, Selasa 10/3 di kantor Komisi Perlindungan Anak dan Ibu Daerah (KPAID) Kota Tanjungbalai saat membuat laporan.

Menurut ibu S, anaknya kerap mendapatkan perlakuan yang membuatnya takut sekolah dan sering melamun di rumah.

“Anak saya sering disuruh membeli rokok, disuruh joget dan bernyanyi, juga pernah dicekik dan kalau bentuk ancaman sudah sering sekali. Makanya saya ke kantor KPAID ini biar anak saya tidak diintimidasi lagi,” jelasnya.

Dari pengakuan sang ibu, mediasi pun sudah pernah dilakukan kepada pihak sekolah, dan yang menerima mereka adalah wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, Abdul Wahab, yang berjanji akan menyelesaikannya secara kekeluargaan. Tetapi sampai kelas 3 SMA, anaknya masih saja mendapatkan perlakuan yang sama.

“Sudah pernah saya lapor ke pihak sekolah, dan Kepala Sekolah tidak ada di tempat dan diterima oleh Wakil Kepala sekolah dan berjanji akan menyelesaikan masalah. Tetapi bukan selesai, malah kemarin anak saya dimaki-maki di group WhatsApp sekolah,” katanya.

Saat wartawan mencoba menkonfirmasikan ke pihak sekolah, Kepala Sekolah tidak ada di tempat, sementara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan enggan memberi keterangan.

Di tempat terpisah, Ramadhansyah, Ketua Komite Mahasiswa Pemuda Peduli Kota (KOMPAK) Tanjungbalai mengaku sangat menyesalkan sikap pejabat sekolah yang “tidak beretika”.

“Tidak beretika. Hal ini adalah penghinaan kepada wartawan. Kepala sekolah harus mencopot jabatan wakil kepala sekolah tersebut,” katanya geram.

Reporter: hanif, rizki
Editor: HJA

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*