APD Dikabarkan Menumpuk di Gudang Dinkes Pasbar, Ini Temuan DPRD

Kadinkes Pasaman Barat, Jon Hardi (kanan) saat dimintai keterangannya oleh Anggota DPRD Pasbar (dok. KM)
Kadinkes Pasaman Barat, Jon Hardi (kanan) saat dimintai keterangannya oleh Anggota DPRD Pasbar (dok. KM)

PASAMAN BARAT, SUMBAR (KM) – Ketua DPRD Pasbar, Fahrizal Hafni kepada insan pers dari perkumpulan Aliansi Jurnalis Online (AJO) Pasbar Jumat 12/6 mengatakan bahwa
DPRD Pasbar mendapat informasi adanya Alat Pelindung Diri (APD) yang baru sampai dan menumpuk di gudang farmasi Dinkes Pasbar dan hingga kini belum disalurkan, kemudian pihaknya langsung melakukan inspeksi mendadak.

“Begitu kami dapat informasi ada APD baru sampai di Dinkes dan menumpuk di gudang farmasi yang belum disalurkan, kami langsung mengecek kebenarannya,” terang Parizal Hafni.

Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Barat seperti Adriwilza dari Fraksi Gerindra dan Muhammad Guntara dari Fraksi Nasdem yang dipimpin oleh Ketua DPRD, Parizal Hafni melakukan sidak ke gudang farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat.

Begitu mereka sampai di gudang, mereka menemukan bahwa benar ada tumpukan APD senilai Rp2,1 miliar yang diperkirakan baru sampai beberapa hari belakangan ini tapi belum disalurkan. Para legislator pun mengaku kecewa.

Sementara APD tersebut saat ini dibutuhkan selain oleh masyarakat Pasbar juga oleh petugas medis.

Parizal mengaku sangat kecewa.

“Kenapa baru sekarang APD datangnya, itu pun masih menumpuk di gudang dan belum disalurkan, padahal Kabupaten Pasaman Barat sudah dua kali memperpanjang PSBB, dan kini sedang menjalani new normal atau kenormalan baru,” ujar Hafni.

“Kita minta pemerintah, terutama Dinkes tidak main-main dalam menangani covid-19 ini, sebab banyak petugas di lapangan yang membutuhkan APD, termasuk masyarakat umum,” lanjutnya.

Demikian juga kekesalan terlihat di wajah anggota DPRD yang ikut dalam sidak tersebut, saat Adriwilza dan Muhammad Guntara berada di gudang terlihat mereka memperhatikan tumpukan APD sambil geleng-gelengkan kepala.

“Kita minta Dinkes bisa menjelaskan masalah ini, karena pembelian APD ini dari uang rakyat,” ujar Gugun.

Saat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat, Jon Hardi dikonfirmasi langsung terkait hal tersebut menjelaskan, uang senilai Rp2,1 miliar itu digunakan untuk membeli 3.000 box masker bedah, 140 pelindung wajah, pelindung mata 150 buah, 1.000 buah apron, sarung tangan non steril 1.000 buah, sarung tangan steril 1.000 pasang, cover all atau baju hazmat 1.500,
120 pasang sepatu bot, 1.000 pasang penutup sepatu, dan 1.000 penutup kepala.

“Barang-barang ini sudah datang beberapa waktu lalu, dan sudah kita periksa bersama inspektorat, dan rencananya akan kita bagikan Senin depan,” terang Jon.

Jon Hardi menambahkan, semua APD tersebut bukan di gunakan untuk masyarakat umum, melainkan untuk kebutuhan petugas medis di seluruh puskesmas di Pasaman Barat dan RS Yarsi.

Menurutnya, hingga hari ini stok APD di Puskesmas masih tersedia, dan itu masih bersumber dari pengadaan tahun lalu, maupun dari sumbangan Kemenkes dan pihak ketiga.

“Kedatangan APD ini sudah tepat, seiring dengan mulai menipisnya stok di gudang puskesmas,” terang Jon.

Seperti yang dijelaskan Jon lagi, bahwa APD yang mereka beli masih sangat dibutuhkan petugas medis selama kenormalan baru. Sebab, saat melayani masyarakat, petugas harus memperhatikan protokol kesehatan dan menggunakan APD. Pihak Dinkes masih optimis APD ini bisa memenuhi kebutuhan hingga Desember mendatang.

“Saya sudah koordinasi dengan provinsi, APD ini masih sangat dibutuhkan petugas hingga waktu yang panjang ke depan,” terang Jon Hardi.

Reporter: Zoelnasti
Editor: HJA

Komentar Facebook

Leave a comment

Your email address will not be published.


*