Aktivis Mahasiswa Deklarasikan “AMUK Pamijahan”, Perjuangkan “Kedaulatan Pamijahan”

Sejumlah elemen mahasiswa se Pamijahan mendeklarasikan
Sejumlah elemen mahasiswa se Pamijahan mendeklarasikan "Aliansi Mahasiswa Untuk Kedaulatan Pamijahan", Jumat 6/3/2020 (dok. KM)

BOGOR (KM). Aliansi Mahasiswa Untuk Kedaulatan (AMUK) Pamijahan melakukan deklarasi sebagai wadah mahasiswa se-Kecamatan Pamijahan yang “pertama dan satu-satunya”.

Deklarasi dirangkai dengan diskusi panel dengan tema “Seruan rebut kembali kedaulatan Pamijahan” di Aula Kantor Kecamatan Pamijahan, Bogor, Jumat 6/3 lalu.

Aliansi ini diharapkan menjadi “tulang punggung” dalam pengawalan kebijakan pemerintah terhadap Kecamatan Pamijahan yang akan berdampak terhadap 3 sektor prioritas yakni sektor sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup sekitarnya.

Dalam sambutannya sekaligus memantik diskusi, Imam M Ibrahim selaku koordinator AMUK Pamijahan terpilih menyampaikan bahwa aliansi ini merupakan himpunan beberapa mahasiswa dan pemuda Pamijahan dengan latar belakang kampus dan organisasi yang berbeda-beda.

“Dimana dalam arah geraknya hari ini merupakan hasil dari keputusan kolektif kolegial AMUK Pamijahan. Tentunya juga tidak keluar dari grand design kami yakni memperjuangkan kedaulatan Pamijahan,” kata Imam.

“Dalam hal gerakan, kami akan memprioritaskan pada pengawasan dan pengawalan 3 sektor yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup serta akan terus mendorong penyelesaian persoalan atau solusi dari 3 sektor tadi. Bahwasanya menurut kajian kritis dan analisa kami, Pamijahan masih belum berdaulat seutuhnya, masih banyak parasit yang hinggap di Kecamatan Pamijahan sehingga kami nyatakan perang terhadap para perusak Pamijahan,” tegas Imam.

Pembina AMUK Pamijahan Sabri Maulana Ibrahim mengatakan bahwa pembentukan AMUK Pamijahan ini perlu diapresiasi. “Kawan-kawan mahasiswa yang tergabung dalam AMUK Pamijahan hari ini merupakan para pelaku sejarah atas terbentuknya Aliansi Mahasiswa pertama dan mungkin satu-satunya di Pamijahan,” tuturnya.

“Saya harap aliansi ini dapat memberi manfaat kepada masyarakat Pamijahan pada khususnya, karena hadirnya aliansi ini justru harus menjadi problem solver di tiap persoalan yang ada di Pamijahan. Maka dari itu tentu butuh dukungan dari berbagai elemen baik itu pemerintah desa maupun kecamatan. Kami bisa bersinergi dengan Pemdes dan Pemkec, maupun elemen lainnya, namun tidak dengan oknum-oknum pemerintahnya. Tak ada kompromi dengan perusak Pamijahan, dan hanya perlawanan yang akan kami suguhkan kepada ketidakadilan dan kezaliman di Bumi Pamijahan,” tegas Sabri.

Sabri melanjutkan, dalam deklarasi itu pihaknya meminta Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam waktu yang secepatnya mengkaji ulang seluruh pemberian izin kepada pengusaha dan perusahaan raksasa yang dianggap merusak lingkungan hidup Pamijahan, serta meminta kepada pemerintah agar membuat regulasi tentang pemeliharaan, pelestarian kawasan Pamijahan khususnya Gunung Salak Endah beserta perlindungan dan pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup bagi masyarakat Pamijahan.

Sementara itu Fernando Abdillah atau yang biasa disapa dengan Nando mengatakan bahwa 3 sektor prioritas AMUK Pamijahan diperoleh dengan diskusi yang panjang karena mempertimbangkan “berbagai aspek”.

“Dengan harapan hadirnya AMUK Pamijahan ini bisa menghimpun mahasiswa yang ternyata luar biasa jumlahnya, namun belum teroganisir dengan baik. Banyak dari mereka yang aktif di kampus maupun organisasi ekstra kampus namun belum terlalu aktif menyikapi persoalan yang ada di Pamijahan dan muatan lokal lainnya,” kata Nando.

“Baru kali ini mahasiswa Pamijahan bisa terorganisir dalam satu wadah lokal, AMUK Pamijahan, lahir dari kesadaran serta keresahan mahasiswa Pamijahan, dan pada intinya kedaulatan Bumi Pamijahan adalah harga mati. Kami me-warning kepada mereka para perusak Pamijahan untuk angkat kaki dari sini! Jika warning ini diabaikan, maka kami nyatakan war kepada mereka para perusak Pamijahan,” tegas Nando.

Reporter: Dian Pribadi
Editor: HJA

Komentar Facebook